PAN Kritik Keras Proyek Kereta Cepat Jakart Bandung HinggaSebut ‘Drakula Pengisap Darah’ Bagi APBN

- 9 November 2021, 17:10 WIB
Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung. /BPMI Setpres/Lukas/

GALAMEDIA – Pemerintah masih terus merealokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.

Salah satunya untuk tambahan modal terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga atau badan negara lainnya, termasuk juga Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung.

Baca Juga: HRS Serukan Boikot Irjen Fadil dan Letjen Dudung, PKB: Sia-sia dan Dapat Memicu Masalah Baru

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati membeberkan akan menarik total Rp 33 triliun dana cadangan PEN untuk tambahan modal kepada BUMN serta lembaga atau badan negara lainnya

Menanggapi hal tersebut, politikus muda Partai Amanat Nasional (PAN), Dimas Prakoso Akbar menegaskan bahwa dana PEN harusnya difokuskan untuk sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, UMKM hingga perpajakan.

Melalui cuitannya, Dimas menyoroti kucuran dana PEN untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.

Menurutnya, proyek tersebut bagaikan ‘drakula pengisap darah’ bagi APBN.

“Proyek kereta cepat semakin menegaskan keberadaannya bagaikan "drakula pengisap darah" bagi APBN,” ujarnya melalui Twitter pribadi @dimasakbarz Selasa, 9 November 2021.

Baca Juga: Catat! Ini Konsekuensi Telat Bayar Pajak Kendaraan Lebih dari Setahun

“Selain pendanaan yg membengkak kini mulai menyedot dana PEN yang seharusnya digunakan utk fokus pemulihan ekonomi ditengah pandemi,” imbuhnya.

Baginya, dana PEN tidak ada hubungannya dengan proyek tersebut.

“Secara bahasa saja PEN itu singkatan dari Pemulihan Ekonomi Nasional. Apa hubungannya kereta cepat dengan Pemulihan Ekonomi Nasional ?” tuturnya.

“Menggunakan dana PEN utk menyuntik permodalan kereta cepat mencederai prinsip keadilan dalam upaya memulihkan perekonomian ditengah pandemi,” sambungnya.

Selain itu, kata dia, kereta cepat adalah proyek yang tidak memiliki urgensi dan dana PEN harusnya digunakan untuk hal lain.

Baca Juga: 5 Perusahaan Terbesar dan Tersukses di Indonesia, Keuntungan Capai Ribuan Triliun!

“Seharusnya dana PEN difokuskan utk sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, UMKM, perpajakan. Bukan utk proyek kereta cepat ! Kereta cepat adalah proyek yg tidak memiliki urgensi namun memaksakan sumberdaya negara  dikerahkan utk eksistensinya,” jelasnya.

Dimas mengatakan bahwa dengan memaksakan mobilisasi sumber daya negara demi proyek itu, publik akan bertanya-tanya untuk siapa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung dibuat.

Baca Juga: Studi Membuktikan Makan Ikan Bantu Tingkatkan Kinerja Otak

“Dengan memaksakan mobilisasi sumberdaya2 negara demi eksistensi kereta cepat, publik semakin bertanya2 proyek kereta cepat ini UNTUK SIAPA ? Kenapa sangat2 dipaksakan padahal ngga ada urgensi dan relevansinya dengan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya. ***

Editor: Muhammad Ibrahim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x