Densus 88 Tangkap Anggota Komisi Fatwa MUI, Relawan Jokowi: Pantesan Anwar Abbas Kerap Menyerang

- 17 November 2021, 05:42 WIB
Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto.
Komisaris PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), Dede Budhyarto. /tangkap layar Twitter @kangdede78/



GALAMEDIA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat ini tengah menjadi sorotan, menyusul adanya seorang pengurus yang ditangkap Densus 88 Antiteror.

Diketahui, pengurus tersebut adalah Ahmad Zain An-Najah yang merupakan anggota Komisi Fatwa MUI Pusat.

Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, Ahmad Zain An-Najah terlibat ke dalam kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Pihak kepolisian juga menyebut bahwa Ahmad Zain An-Najah terlibat sebagai Dewan Syuro JI dan Ketua Dewan Syariah LAZ BM Abdurrahman Bin Auf.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 17 November 2021: Langkah Irvan Makin Sempit, Al Minta Riza Mata-matai Irvan

LAZ BM Abdurrahman Bin Auf ini merupakan Lembaga Amil Zakat yang beberapa waktu lalu terbongkar identitasnya pasca penangkapan teroris di Lampung.

Menyikapi adanya salah seorang pengurus MUI yang ditangkap Densus 88 Antiteror itu, membuat relawan Jokowi yaitu Dede Budhyarto ikut bereaksi.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Dede Budhyarto menyinggung Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas yang akhir-akhir ini kerap menyerang Densus 88 dengan pernyataan-pernyataannya.

Dede merasa tak heran dengan tindakan Anwar Abbas yang selalu mengatakan Densus 88 hanya sibuk mengurusi kelompok-kelompok radikal.

Baca Juga: Komandan 3 Pelaku Penembakan Laskar FPI Beberkan Kondisi Anak Buahnya Usai Insiden KM 50

Hal itu dikarenakan pada akhirnya, Densus 88 berhasil meringkus salah satu bawahan Anwar Abbas yang merupakan terduga teroris.

"Pantesan aki-aki Waketum MUI menyerang dengan mengatakan; Densus 88 hanya sibuk mencari kelompok-kelompok radikal saja tidak terjun di Papua," ujarnya, dikutip Galamedia, Rabu 17 November 2021.

Seperti diketahui, akhir-akhir ini Anwar Abbas menjadi salah satu tokoh yang dengan lantang mengkritik tindakan Densus 88.

Apalagi saat Densus 88 menyita ratusan kotak amal di Lampung yang diduga digunakan untuk pendanaan kelompok teroris JI, membuat Anwar Abbas semakin marah.

Menurutnya, masalah radikalisme dan terorisme itu sangat mengancam kehidupan bangsa Indonesia, namun ia mempertanyakan alasan Densus 88 yang terlalu sibuk mengurusi kelompok-kelompok radikal.

Baca Juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Bakal Dukung Kurangi Impor dan Perbesar Ekspor Komoditas Pertanian

"Masalah radikalisme dan terorisme memang menjadi ancaman bagi masa depan bangsa dan negeri ini. Tetapi yang menjadi pertanyaan, kenapa Densus 88 ini hanya sibuk mencari kelompok-kelompok radikal saja," kata Anwar Abbas beberapa waktu lalu.

Tak hanya itu, Anwar Abbas sempat meminta Densus 88 untuk menghentikan pencarian terhadap kelompok-kelompok radikal karena ada hal yang lebih penting.

Hal yang lebih penting daripada mencari kelompok radikal itu, dikatakan Anwar Abbas soal bagaimana Densus 88 menumpas para teroris KKB di Papua.

Ia menegaskan bahwa selama ini Densus 88 tidak pernah terdengar dalam menumpas para teroris KKB di Papua.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Ajak Masyarakat Tak Ragu Divaksin Covid-19

"Sementara mereka (Densus 88) tidak terdengar beritanya terjun di Papua bagi mencari dan menangkap para pelaku yang memang sudah jelas-jelas bersenjata, bahkan sudah banyak membunuh para tentara dan warga masyarakat kita yang ada di sana," pungkasnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x