"Lagi ditelusuri juga apakah ada keluarga yang di tempat asalnya yang positif atau dia kontak erat. Lalu pihak sekolah yang komunikasi siapa aja. Tapi untungnya selama 2 minggu dia baru sekali ke sekolah untuk memberi layanan penyuluhan, jadi jarang ke lokasi sekolahnya," kata Harjono.
Sementara penutupan sekolah tersebut bakal dilakukan selama 14 hari kedepan. Mengingat sekolahnya memiliki asrama, maka siswa yang ada di asrama tidak diperkenankan keluar area sekolah.
Baca Juga: Kepala Staf Presidenan Moeldoko Diusir, Massa Aksi Kamisan: Kami Bukan Teman Bapak!
"Sekolahnya kebetulan berasrama, sehingga penutupan hanya berlaku di lingkungan sekolah. Anak-anak tidak keluar selama 14 hari. Guru yang positif diisolasi, dan tidak diperkenankan ke sekolah," tegas Harjono.
Pihaknya juga kembali melaksanakan agenda swab test PCR acak terhadap 380 guru dan siswa SD serta SMP. Kali ini lokasi pelaksanaannya bertempat di SMPN 1 Kota Cimahi.
"Untuk yang di SMPN 1 hari ini ada 380 siswa sama guru SD dan SMP melaksanakan lagi PCR acak. Karena kapasitas laboratorium kesehatan Cimahi cuma 150 per hari, jadi bergiliran dengan yang PCR umum," jelas Harjono.***