"PT BII yang seharusnya bisa menjadi solusi juga lenyap dari kabar di Kota Bandung. Padahal, ada tugas PT BII untuk membuka keran anggaran dari pihak ketiga untuk mewujudkan MRT, LRT, atau transportasi publik lainnya," terangnya.
Kemudian soal Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Jawaban Dispora atas pertanyaan bobotoh juga belum terbukti. Di mana Stadion GBLA saat ini seolah masih diperuntukkan bagi pasar kaget di hari Minggu.
"Harus ada kepastian penggunaan kembali GBLA untuk Persib, karena sebentar lagi kuota penonton di tribun akan kembali dibuka di ajang Liga 1," terangnya.
Lalu seniman dan budayawan yang juga tak luput dari keterpurukan. Ade optimistis tahun depan acara terbuka sudah diperbolehkan, sehingga seniman dan budayawan bisa kembali bekarya.
"Saya meminta Disbudpar mengawal setiap perizinan yang diajukan budayawan, seniman, dan musisi," ungkapnya.
"Jangan sampai Kota Bandung kembali ke era sebelum pandemi, dengan kondisi izin penyelenggaraan acara serba dipersulit. Jika tak dibenahi, maka Pemkot Bandung akan membenamkan talenta seni dan mengubur label Bandung sebagai kota kreatif," ungkapnya.
"Saya berpesan, seluruh jajaran Pemkot Bandung segera merancang proses pemulihan kota menuju kebangkitan ekonomi, mulai tahun depan. Pandemi ini telah cukup menahan laju perkembangan kota. Yang dibutuhkan warga pembayar pajak hanyalah kemudahan, kenyamanan, dan kecepatan layanan Pemerintah Kota Bandung," ujarnya.***