Sebab berdasarkan data WFP, Chad kini tengah mengalami krisis pangan dan gizi. Tak hanya dirasakan orang dewasa, sekitar 37,8 persen anak usia di bawah 5 tahun juga menderita stunting.
Pada musim kemarau tahun 2022 ini WFP juga memperkirakan 2,1 juta orang akan mengalami rawan pangan dari Juni hingga September 2022.
Prediksi ini menunjukkan rawan pangan terparah selama tiga tahun berturut-turut dan musim paceklik terburuk dalam 10 tahun terakhir.
“Insya Allah, melalui Green Kurban kita bantu penuhi gizi penduduk di Chad – Afrika Tengah. Mohon doa dan dukungannya,” tutur CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan.
Kiprah Green Kurban, lanjut Asep, tak hanya menjangkau wilayah pelosok di dalam negeri saja, tapi juga ditebar hingga wilayah konflik, rawan bencana, hingga mengalami krisis kelaparan.
“Ini adalah ikhtiar kami untuk membantu sesama yang membutuhkan. Semoga Allah memudahkan segala prosesnya sehingga kita dapat membantu lebih banyak orang melalui Green Kurban", kata Asep.
Green Kurban sebagai program inovasi kurban plus penghijauan tak hanya diproduktifkan untuk sesama, tapi juga menjadi ikhtiar dalam menyelamatkan bumi. Karena dari hewan kurban yang diamanahkan, turut ditanam pohon sebagai ikhtiar menyelamatkan bumi.
Dengan menerapkan prinsip Green Living dalam prosesnya, pendistribusian Green Kurban berusaha memanfaatkan bahan organik seperti daun jati, besek, ikat bambu, dan media pembungkus organik lainnya. Sehingga lebih gampang terurai oleh tanah dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.***