Lagi, Satgas Citarum Harum Gelar Sosialisasi Penanganan Kerusakan DAS Citarum

- 11 Juli 2020, 12:39 WIB
Satgas Citarum Harum Gelar Sosialisasi Penanganan Kerusakan DAS Citarum
Satgas Citarum Harum Gelar Sosialisasi Penanganan Kerusakan DAS Citarum /Engkos Kosasih/

Baca Juga: Dipastikan Absen Hingga Akhir Musim, Marcelo Diharapkan bisa Perkuat Madrid Saat Kontra Man City

"Kenapa Sungai Citarum penting untuk dibersihkan, dijaga dan dipelihara? Supaya kita tak mati listrik akibat airnya sedikit atau airnya tak mengalir. Sungai Citarum sangat vital dan strategis sekali," katanya.

Ia pun mengatakan, jika air Sungai Citarum kotor, untuk kebutuhan air bersih yang dikonsumsi masyarakat harus beli. Termasuk untuk kebutuhan mencuci. Sebelumnya, air Sungai Citarum bersih dan bisa digunakan kebutuhan sehari-hari masyarakat karena tak tercemar limbah pabrik maupun limbah domestik.

"Kalau Sungai Citarum kotor, kita harus membeli air bersih sekitar Rp 197 triliun per tahun. Apalagi kita lihat pada tiga tahun kebelakang, air Sungai Citarum mirip daratan karena di atasnya banyak tumpukan sampah," ungkapnya.

Disebutkan, sampah 1.927 ton/bulan dan tertangani 1.278 ton/bulan dan tidak tertangani 649 ton/bulan. Sementara tinja manusia 35,5 ton/hari. "Kotoran manusia di buang ke sungai sehingga air sungai kotor dan mengandung bakteri e-coli. Sehingga bisa menimbulkan penyakit," katanya.

Baca Juga: Damkar Kota Cimahi Semprotkan Cairan Disinfektan di Area Pusdikpom Cimahi

Bakteri e-coli, imbuhnya, berdampak pada kram perut, diare berdarah, gagal ginjal kronis (30 persen), stroke (5 persen) dan kematian (3-5 persen).

Satgas pun menjelaskan, di DAS Citarum mencapai 3.236 industri tekstil dan sebelumnya mencapai 90 persen tak memiliki Instalasi pengolahan air limbah (IPAL), namun saat ini mereka secara bertahap sudah bisa mengolah limbah secara bertahap dengan menggunakan IPAL.

"Dampak keracunan mercury yang bersumber dari limbah industri itu bisa menimbulkan gangguan pada otak, tumor, radang gusi dan sumber penyakit berbahaya lainnya. Soalnya, limbah pabrik yang dibuang dengan kondisi jernih pun, belum tentu sehat. Jika air sungai tercemar limbah mercury, ikan yang hidup di sungai tidak sehat untuk dikonsumsi," ucapnya.

Baca Juga: Pemerintah China Minta Indonesia Ambil Tindakan Konkret Soal Tewasnya ABK

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x