Indonesia Diproyeksi Jadi yang Tercepat Setelah China Dalam Pemulihan Ekonomi

- 28 Juli 2020, 10:49 WIB
Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo. /



GALAMEDIA - Pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi COVID-19 diproyeksikan tercepat setelah China. Hal ini dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutip lembaga keuangan global.

"Indonesia juga diproyeksikan masuk ke kelompok dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok. Kalau proyeksi ini benar, saya kira patut kita syukuri," kata Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa, 28 Juli 2020.

Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan topik "Rancangan Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2021" yang dilakukan secara virtual.

Baca Juga: Sneakers Paling Diburu Tahun Ini, Dari Kylie Jenner Hingga Raffi Ahmad Ramai-ramai Pamer Air Dior

Meski diprediksi ekonomi Indonesia dapat pulih dengan cepat, namun Presiden Jokowi tetap meminta agar waspada.

"Namun kita tetap harus waspada, kemungkinan dan antisipasi kita terhadap resiko terjadinya gelombang kedua, second wave, dan masih berlanjutnya sekali lagi ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021," tambah Presiden Jokowi.

Presiden mengingatkan situasi ekonomi global berkembang sangat dinamis penuh dengan ketidakpastian.

Baca Juga: Lebih dari 600 Ribu Nyawa Melayang Akibat Covid-19, AS dan Brazil Jadi Penyumbang Terbanyak

"Beberapa lembaga keuangan dunia juga selalu merevisi prediksi-prediksi atas pertumbuhan ekonomi global di tahun 2020 maupun perkiraan di 2021, artinya sekali lagi masih dengan penuh dengan ketidakpastian," ungkap Presiden Jokowi.

Presiden misalnya mengutip tiga lembaga keuangan global yaitu Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengenai prediksi perekonomian dunia akan mulai tumbuh positif pada 2021.

"Bahkan IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen, ini sebuah perkiraan yang sangat tinggi menurut saya. Bank dunia 4,2 persen, OECD 2,8-5,2 persen. Saya kira kalau perkiraan ini betul, kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia," ungkap Jokowi seperti dilansirkan Antara, Selasa, 28 Juli 2020.

Baca Juga: Pusing Terlilit Utang? Ini Amalannya Agar Cepat Lunas

Padahal lembaga-lembaga itu sebelumnya menyatakan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 akan selalu minus. IMF memprediksi  minus 2,5 persen, Bank Dunia menyatakan akan tumbuh minus 5 persen sedangkan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menilai pertumbuhan ekonomi akan minus 6-7,6 persen.

Presiden Jokowi pun meminta agar angka-angka indikator ekonomi makro dikalkulasi dengan cermat dan hati-hati optimis.

"Harus optimis, tapi juga harus realistis dengan pertimbangkan kondisi dan proyeksi terkini. Kita juga harus memastikan prioritas untuk 2021 dan juga pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor," tegas Presiden.

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x