Amerika Serikat Dekati Taiwan, Beijing Perkuat Laut China Selatan dengan Kapal Pembom Jarak Jauh

- 30 Juli 2020, 22:34 WIB
 Pesawat Pembom H-6G China yang telah dimodifikasi.
Pesawat Pembom H-6G China yang telah dimodifikasi. /


GALAMEDIA - Pesawat pembom jarak jauh China ikut ambil bagian dalam latihan perang di wilayah Laut China Selatan. Hal ini dilakukan seiring meningkatnya tensi antara Beijing dan Washington beberapa hari terakhir ini.

"Latihan itu termasuk lepas landas dan pendaratan malam hari. Dan tentunya simulasi serangan jarak jauh," ungkap juru bicara Kementerian Pertahanan China, Ren Guoqiang, Kamis (20/7/2020).

Di antara pesawat itu adalah pembom H-6G dan H-6K, pesawat versi upgrade yang telah lama digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).

Baca Juga: Pengacara Djoko Tjandra Ditetapkan Jadi Tersangka Pembuatan Surat Jalan Palsu

Dia mengatakan latihan sebelumnya telah dijadwalkan dan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pilot untuk beroperasi di bawah semua kondisi alam. Tidak jelas apakah bom hidup digunakan.

AS bulan ini untuk pertama kalinya menolak klaim China secara langsung, hingga menuduh Beijing agar menciptakan perselisihan antara China dan tetangganya. Lima pemerintah lain juga melakukan klaim di Laut Cina Selatan, yang setiap tahun dilalui perdagangan senilai 5 triliun dolar AS.

Sebelumnya, AS bersikeras agar sengketa maritim antara China dan negara-negara tetangganya diselesaikan secara damai melalui arbitrasi yang didukung oleh AS.

Baca Juga: Djoko Tjandra Ditangkap, Dijemput Bareskrim di Halim Perdanakusumah

Namun dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan AS sekarang menganggap hampir semua klaim maritim China di luar perairannya yang diakui secara internasional tidak sah.

Pergeseran ini tidak melibatkan perselisihan tentang fitur lahan yang berada di atas permukaan laut, yang dianggap “teritorial”.

"Dunia tidak akan membiarkan Beijing memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya," kata Pompeo.

Meskipun AS secara resmi akan tetap netral dalam sengketa teritorial, pengumuman itu berarti bahwa pemerintah secara efektif berpihak pada pemerintah yang menentang pernyataan kedaulatan China atas wilayah maritim di sekitar pulau, karang, dan beting yang diperebutkan.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Penyebab Virus Corona Membuat Pasien Kehilangan Indera Penciuman dan Rasa

Dalam komentar lain Kamis, Ren mengkritik peningkatan kerja sama militer antara AS dan Taiwan. China bahkan bakal menggunakan kekuatan militer jika diperlukan.

Washington dan Taipei tidak memiliki hubungan diplomatik resmi tetapi AS adalah penyedia utama senjata defensif di pulau itu dan secara hukum berkewajiban untuk memberikan bantuan.

"AS harus menyadari bahwa China ditakdirkan untuk menyatukan (dengan Taiwan), dan China ditakdirkan untuk mewujudkan peremajaan besarnya," kata Ren.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x