Antisipasi Krisis Global, Bank Indonesia Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal di ASEAN

- 2 April 2023, 16:36 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo pada Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting  (AFMGM) 2023, di Nusa Dua, Bali.
Gubernur BI Perry Warjiyo pada Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023, di Nusa Dua, Bali. /

 

 

GALAMEDIANEWS - Bank Indonesia (BI) akan memperluas local currency settlement (LCS) atau penggunaan mata uang lokal. Ketua BI Perry Warjiyo juga mendukung penggunaan mata uang lokal di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Menurut Perry Warjiyo, tujuan dari perluasan penggunaan mata uang lokal adalah untuk menghindari risiko global jika terjadi krisis. Apalagi kondisi ekonomi saat ini tidak menentu dan masih dibayangi oleh keadaan geopolitik, mulai dari suku bunga global yang tinggi hingga perang dagang.

"Penggunaan mata uang lokal dapat menahan ketidakpastian global di kawasan dan mendorong pemulihan ekonomi," ujar Perry Warjiyo dalam konferensi pers ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) 2023 di Nusa Dua Bali, Jumat, 3 maret 2023.

Baca Juga: Tampil sebagai Tuan Rumah, Bayern Munchen berhasil Mengalahkan Borussia Dortmund di Stadion Allianz Arena

Menurut Perry Warjiyo, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN telah sepakat untuk memperkuat ketahanan eksternal. Untuk itu, negara-negara ASEAN dapat mengadopsi penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas.

"Hal ini dapat meningkatkan ekspor, memperkuat neraca investasi dan juga memperkuat cadangan devisa. Diversifikasi mata uang merupakan inisiatif penting untuk menjaga fleksibilitas," ujarnya.

Baca Juga: Keren 10 SMA terbaik di Kabupaten Jombang Jawa Timur Terbaru 2023, Intip Yuk Urutan Pertamanya

Negara ASEAN Sepakat menggunakan Uang Lokal 

Perry menambahkan bahwa seluruh negara ASEAN juga telah sepakat untuk menggunakan mata uang lokal pada pertemuan AFMGM di tahun 2023. Seluruh delegasi yang hadir meyakini bahwa penggunaan mata uang lokal atau atau local currency settlement (LCS) dapat mengurangi risiko di dunia.

Dalam hal ini, Bank Indonesia (BI)  akan segera memperluas hubungan pembayaran QR lintas batas ke seluruh negara Asia Tenggara. Hal ini dikarenakan BI telah bekerja sama dengan Vietnam, Kamboja, Laos, dan Brunei.

Selain itu, Bank Indonesia (BI)  telah bermitra dengan Bank of Thailand (BoT) dan menerima komitmen untuk meluncurkan pembayaran lintas batas dengan Malaysia, Singapura, dan Filipina. "Kami memulai dengan 5 negara, dan kemudian kami sampai ke 10 negara," kata Perry Warjiyo.

Baca Juga: HUJAN ES Terjang BANDUNG, Pohon Tumbang Timpa 4 Mobil di Jalan Dakota Sukaraja

Untuk mengatasi tantangan-tantangan di kawasan ASEAN, para anggota perlu bekerja sama dan berkolaborasi, kata Perry Warjiyo menambahkan. 

"Sebagai gubernur bank sentral dan menteri keuangan, kita harus menggunakan keahlian dan pengalaman kolektif kita untuk mengembangkan kebijakan dan langkah-langkah yang mendorong ketahanan, keberlanjutan, dan inklusivitas ekonomi," ujar Perry Warjiyo.

Baca Juga: Minum Obat di Bulan Puasa, Bagaimana Caranya Ya?

Langkah-langkah mendorong ketahanan mencakup tiga agenda 

  1. kita perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai dinamika stabilitas makroekonomi dan keuangan global dan regional dan mampu mengembangkan serangkaian kebijakan yang optimal. 

  2. memanfaatkan agenda pembayaran lintas batas global.

  3. karena dinamika pasar keuangan global saat ini sangat dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga yang cepat oleh bank-bank sentral utama, maka menjadi semakin penting bagi negara-negara berkembang untuk melindungi sektor eksternal mereka dari konsekuensi yang tidak diinginkan. ***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Info Publik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x