Di Tengah Pandemi Covid-19, Para Petani Geram dan Basmi Hama Tikus

- 12 Agustus 2020, 15:08 WIB
Petugas Distan Kabupaten Bandung melakukan gerakan pengendalian hama tikus pascapanen di area pesawahan Desa Nanjung, Kec. Margaasih, Kab. Bandung, Kamis (1/8/2019).
Petugas Distan Kabupaten Bandung melakukan gerakan pengendalian hama tikus pascapanen di area pesawahan Desa Nanjung, Kec. Margaasih, Kab. Bandung, Kamis (1/8/2019). /


GALAMEDIA - Sejumlah petani terlihat geram terhadap hama tanaman jenis tikus yang kerap merusak lahan pertanian padi di Blok Cirandem Desa Kamasan Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung, Rabu 12 Agustus 2020.

Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Bumi Asih pun terlihat memamerkan hama tikus yang berhasil dibasminya dengan menggunakan bahan kimia dalam proses pengasapan atau dengan cara diumpan menggunakan bahan kimia tersebut.

Selain hama tikus, para petani pun melakukan kegiatan gerakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) jenis wereng batang coklat yang melanda kawasan lahan pertanian padi seluas 6 hektare.

Baca Juga: Konflik Meruncing, Persib dan 36 PS Perlu Duduk Bersama

"Total luas lahan pertanian padi di Blok Cirandem itu mencapai 31 hektare. Namun yang dikendalikan karena mendapat serangan hama tikus dan wereng batang coklat seluas 6 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ir. H. A Tisna Umaran, M.P., melalui Kasi Perlindungan Tanaman Ir Agus Lukman kepada galamedianews.com di lapangan.

Agus mengatakan, lahan pertanian padi yang mendapat serangan hama tikus dan wereng batang coklat itu pada usia tanaman 55-85 hari setelah tanam.

"Setelah dilakukan gerakan pengendalian OPT ini, tanaman pertanian padi bisa terhindar dari serangan hama tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Bingung Pilih Nama, Lahir Empat Bulan Lalu Bintang Manchester City Ini Masih Belum Menamai Anaknya

Selain dilaksanakan di Banjaran, imbuh Agus, gerakan pengendalian OPT ini juga turut dilaksanakan pula di Kecamatan Margaasih, Cileunyi, Rancaekek dan Kecamatan Nagreg.

"Mereka serentak melakukan gerakan pengendalian OPT, yang selama ini menjadi musuh para petani dalam menggarap lahan pertanian padi," kata Agus.

Dalam gerakan pengendalian hama tikus yang menyerang lahan pertanian padi itu, melibatkan petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan, penyuluh pertanian lapangan dan pihak lainnya.

"Kita juga melihat partisipasi dan semangat petani dalam gerakan pengendalian OPT tersebut," katanya.

Baca Juga: Perusahaan Harus Proaktif Menyampaikan Nomor Rekening Pekerja ke Pemerintah

Agus pun berharap dengan gencarnya pengendalian OPT ini, dapat menyelamatkan lahan pertanian dari serangan hama tanaman yang rutin melanda pada setiap musim tanam.

"Ini dalam upaya pengamanan kebutuhan pangan masyarakat. Supaya hasil produksinya lebih optimal" katanya.

Dia pun berharap kepada para petani untuk sedini mungkin mengendalikan hama tanaman yang berpotensi merusak tanaman.

"Begitu ada hama tanaman, langsung dikendalikan dan jangan menunggu serangan hama itu meluas," ucapnya.

Lebih lanjut ia mengingatkan kepada para petani untuk menerapkan protokol kesehatan karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Sindiran, Terungkap Blackamoor Bros Abad 18 yang Membuat Meghan Markle Tersinggung

"Disaat gerakan pengendalian OPT, para petani tetap menggunakan masker dan jaga jarak untuk mencegah penularan virus corona. Para petani harus aman dari ancaman pandemi Covid-19 itu. Karena kegiatan pertanian tak bisa ditunda, untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat selama pandemi Covid-19 ini," katanya.

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x