Menteri Pertanian: Virus dan Bakteri Penyebab Flu Babi Afrika Muncul Lagi di Pulau Bulan Batam

- 14 Mei 2023, 18:16 WIB
Ilustrasi flu babi.
Ilustrasi flu babi. / // Unsplash/ Kenneth Schipper Vera

 

GALAMEDIANEWS - Flu Babi Afrika atau African swine fever (ASF) kini mulai muncul lagi setelah sekian lama terkubur. Kini babi di Pulau Bulan Batam dikabarkan terserang flu babi tersebut. Hal tersebut dikatakan oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, berbagai virus dan bakteri yang sudah lama terkubur kini muncul kembali, sehingga wajar jika babi dari Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau terserang penyakit African swine fever (ASF) atau dikenal dengan Flu Babi Afrika.

“Di dunia, virus itu berputar, bakteri lagi bekerja sehingga (wajar) penyakit yang sudah tertimbun 20-30 tahun lalu (muncul kembali). Kayaknya virus bangkit lagi,” kata Mentan saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu 14 Mei 2023.

Baca Juga: 4 SMA Terbaik di Pasuruan Jawa Timur Berdasarkan Nilai Tertinggi UTBK, Rekomendasi PPDB 2023

Untuk mencegah penyebaran Flu Babi Afrika, Mentan mengatakan bahwa ia telah memerintahkan untuk melakukan isolasi total di daerah tersebut, sambil melakukan vaksinasi terhadap hewan-hewan lain yang tidak terinfeksi.

“Itu (babi) belum banyak (yang terserang), baru dalam tahap pertama. Cuma memang itu sangat berpengaruh untuk ekspor karena babi kita lebih banyak untuk ekspor dan itu (flu babi afrika) cuma ada di satu. Untuk daerah lain InsyaAllah, mudah-mudahan aman,” Katanya

Sebelumnya, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Barantan) mengatakan bahwa babi dari Pulau Bulan di Batam, yang biasanya diekspor ke Singapura, dinyatakan positif mengidap Flu Babi Afrika.

Baca Juga: 9 SMA Terbaik di Kota Palembang Berdasarkan Nilai Tertinggi UTBK, Rekomendasi Sekolah PPDB 2023

“Hasil pengujian lanjutan baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif Classical Swine Fever (CSF), sehingga perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus,” kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra di Jakarta, Sabtu, 6 Mei 2023

Lebih lanjut Wisnu mengatakan bahwa Barantan dan Direktorat Kesehatan Hewan di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara aktif bekerja sama dengan Otoritas Pangan Singapura dan NS Park.

Hasil investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura menyimpulkan bahwa ada sejumlah besar babi yang mati di Pulau Bulan, namun tanda-tanda klinisnya mengarah pada penyakit Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera.

Baca Juga: Dukung Ganjar Pranowo Presiden 2024, Wargi Ganjar Pranowo Bandung Raya: Indonesia Perlu Pemimpin Berkemajuan

Selain itu, karantina pertanian di Tanjung Pinang telah melakukan tindakan pencegahan dalam bentuk pengujian terhadap babi yang akan ditransmisikan dan meningkatkan tindakan karantina terhadap hewan-hewan tersebut.

“Selain itu, pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di pulau ini,” kata Wisnu. ***

Editor: Dadang Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x