Dampak Covid-19, KPA Subang Khawatir Kasus AIDS  Malah Meningkat

- 13 Agustus 2020, 19:15 WIB
  arga peduli HIV/Aids di Kabupaten Subang saat sedang membuat lingkaran pita merah di Alun-Alun Subang.
arga peduli HIV/Aids di Kabupaten Subang saat sedang membuat lingkaran pita merah di Alun-Alun Subang. /

 

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 ternyata dirasakan dampaknya pada pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV, khususnya pengobatan ARV bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dikhawatirkan kasus HIV jumlahnya meningkat karena tidak terdeteksi.

“Kita bersama relawan yang sudah berusaha semaksimal mungkin mencari dan mengadvokasi, namun dalam proses pengobatannya terjadi hambatan ketersediaan obat ARV,“ kata Wakil Sekretaris I KPA Subang, dr.H.Encep Sugiana,MH.Kes didampingi Pengelola Program, Nurbayanti,SH usai mengikuti rapat koordinasi di Betha Hotel, Kamis 13 Agustus 2020.

Rakor dan Evaluasi KPA Subang yang dibuka Ketua Harian, H.Aminudin,M.Si  membahas akses ARV bagi ODHA di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ditinggsl Pemiliknya, Api Hanguskan Satu Rumah dan Madrasahdi Cigedug Garut

“Dampak Covid memang sangat terasa, tidak hanya dalam pelaksanaan program KPA saja, tetapi juga oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun kita tetap harus terus berupaya melakukan yang terbaik bagi kehidupan generasi mendatang,“ katanya.

Soal adanya kekurangan anggaran dan adanya hambatan sehingga dikeluhkan para ODHA dalam pengobatan agar dibicarakan lebih lanjut dengan dinas terkait.

Sebab masalah HIV/AIDS yang sama-sama akibat virus lebih ganas dibanding Covid-19. Yang paling dikhawatirkan bila ada hambatan ketersediaan pengobatan, menurunya jumlah ODHA serta rentan terpapar Covid-19 karena harus bolak balik ke RS atau Puskesmas satelit ARV.

Baca Juga: Tiga Orang Warga Soreang Tewas dan Satu Kritis Setelah Pesta Miras Oplosan

Beberapa ODHA yang hadir pada pertemuan mengungkapkan keluhannya karena yang biasanya obat ARV diperoleh untuk 1 bulan, berkurang menjadi 2 minggu, 1 minggu bahkan ada yang cukup 5 hari.

“Yang kami pikirkan bagaimana keseriusan pemerintah dalam menanggulangi penyakit ini, apalagi ada alat pengetes keberhasilan pengobatan, CD4 di RSUD Ciereng tidak bisa digunakan," katanya.

Salah seorang pembicara dari RSUD, dr.Arif Hidayat Rahman mengakui adanya keterlambatan dan terbatasnya stok obat ARV di rumah sakitnya dan ini kembali ke dinas kesehatan.

Baca Juga: Daud : Jangan Ada Kerumunan, Peringatan 17 Agustus dan HUT Jabar Bisa Dilakukan dengan Cara Lain

“Hanya kita juga memiliki grup tersendiri, ternyata bukan hanya Subang, tetapi kabupaten kota lain pun mengalami nasib yang sama semenjak pandemic Covid-19,”ungkapnya. **

 

 

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x