Dicek Kesehatan Sebelum Divaksin, Emil Ditemani Si Cinta

- 25 Agustus 2020, 14:11 WIB
/Darma Legi/

GALAMEDIA - Gubernur Jabar, Ridwan Kamil datang ke Puskesmas Garuda Kota Bandung untuk melakukan rangkaian uji vaksin Covid-19 sekitar pukul 1.35 WIB. Emil, sapaan Ridwan Kamil ditemani istrinya, Atalia Ridwan Kamil.

Turun langsung dari kendaraannya, ia langsung disambut petugas puskesmas.

Kemudian, ia dites suhu tubuh dan mencuci tangan. Emil dan Atalia sempat menyapa awak media sebum masuk ke puskesmas.

Baca Juga: ASN Akan Diberi Tunjangan Pulsa Gratis Sebesar Rp200 Ribu

"Hari ini saya memulai proses testing vaksin. Ternyata ada dua tahap, tahap pertama pengecekan fisik, kesehatan di dalam dan lain-lin. Selain itu test swab juga. Kalau beberapa kemudian baru disuntik vaksin," kata Emil.

Sebelumnya, jelang menjalani rangkaian uji klinis vaksin COVID-19 produksi Sinovac, ia intens mempersiapkan kondisi fisik dan mental.

Ia juga intensitas olahraga, mengatur pola makan, dan menambah waktu tidur, untuk menjaga kebugaran dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Berusia 200 Ribu Tahun, Arkeolog Temukan Tempat Tidur The Flinstones di Afrika Selatan

 "Seminggu terakhir mencoba memaksimalkan kebugaran. Olahraga, makan diatur tidak asal-asalan. Untuk batin, ibadah juga ditingkatkan sambil baca-baca tentang informasi vaksin," kata Emil, Selasa, 25 Agustus 2020.

Untuk mengurangi rasa penasarannya itu, Emil intens berkomunikasi dengan Ketua Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil terkait vaksin.

 "Wajar karena belum pernah jadi relawan uji klinis sebelumnya. Jadi ada sekian persen rasa was-was yang masuk akal. Tapi, karena sudah dua jam dikuliahi oleh Prof Kusnandi sehingga menjadi lebih tenang," ucapnya.

Baca Juga: DPP Demokrat Resmi Dukung Pasangan Bedas di Pilkada Kabupaten Bandung

 "Sekarang tidak was-was tapi lebih pada persiapan fisik supaya pas dilakukan kondisinya prima. Jadi mengawali pagi saya olahraga dulu, tidur banyak juga," imbuhnya.

 Keikutsertaan Emil sebagai relawan uji klinis untuk meyakinkan masyarakat bahwa uji klinis vaksin dilakukan secara ilmiah. Ia pun berharap masyarakat tidak terbawa dalam diskusi dan narasi kurang produktif terkait penanganan COVID-19, termasuk hadirnya vaksin.

 "Ini risikonya menjadi pemimpin. Nasihat dari ibu saya, kalau ada rebutan rezeki, rakyat di depan pemimpin belakangan. Kalau ada ramai kekhawatiran, sebaliknya, pemimpin yang di depan duluan baru rakyat belakangan," katanya.

Baca Juga: Pelajar Indonesia Masih Bersabar, Sekolah di Beijing Sudah mulai Buka

 "Dan ini bagian dari bela negara. Kalau ada perang tiba-tiba ada keputusan harus eksperimen, semua orang harus bersemangat supaya menang perang karena ini mengetes alat senjata untuk melawan musuh (COVID-19). Kalau enggak dites gimana? Kita akan hidup di dalam ketidakpastian. Harus disyukuri ternyata Indonesia bisa memproduksi sendiri," tambahnya.***

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x