Network
GALAMEDIANEWS – Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 Jawa Barat dengan sistem zonasi ternyata menimbulkan beberapa klimaks bagi para wali murid. Hal itu dikarenakan, para wali murid merasa kesal, tidak lolosnya siswa-siswi di sekolah sekitar tempat tinggalnya. Lalu, para wali murid merasa kebingungan untuk mendaftar ke sekolah di luar daerahnya karena tidak ada sosialisasi yang jelas.
Pendaftaran online PPDB 2023 memiliki beberapa jalur pendaftaran yaitu Jalur Prestasi, Jalur Afirmasi, Jalur Zonasi dan perpindahan pekerjaan orang tua. Tetapi, yang menjadi konteks permasalahan yaitu pada sistem penerimaannya yang sulit dan seakan-akan adanya diskriminasi tempat, umur dan nilai. Karena tidak semua siswa-siswi yang bertempat tinggal dekat dengan SD, SMP, SMA, SMK negeri.
Apalagi, dalam mendaftar sekolah di wilayah diluar tempat tinggal akan terbilang sulit, apalagi jika harus berpindah Kartu Keluarga (KK) butuh 1 tahun pemrosesan. Akibatnya, siswa-siswi akan bersaing dengan para pendaftar yang lebih dekat lokasi tempat tinggalnya. Sehingga, jika sekolah tersebut kekurangan ruang kelas akan banyak siswa-siswi yang tersingkir dalam PPDB zonasi.
Selama 4 tahun penerapan PPDB, para wali murid tetap merasa kecewa karena tidak merata dan tidak membawa peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Yang seharusnya siswa-siswi mendapatkan pendidikan sebaik-baiknya dengan proses penerimaan yang lebih logis dan terarah.
Sistem PPDB 2023 Jawa Barat Memberat Siswa Siswi
Baca Juga: Zonasi PPDB Perlu Dievaluasi, Aduan Masyarakat Terus Bertambah, Menko PKM: Bukan Salah Sistem
Salah satu wali murid daerah Sumedang mengatakan bahwa pendaftaran masuk sekolah negeri semakin di persulit dengan adanya indeks penilaian yang memberatkan siswa-siswi sehingga, perlu adanya cadangan pendaftaran sekolah diluar zonasi ataupun swasta.
