GALAMEDIANEWS - Sampah Jogja menjadi permasalahan serius, buntut dari penutupan sementara TPA Regional Piyungan, sejak 23 Juli hingga 5 September 2023. Hal tersebut disebabkan kelebihan muatan sampah yang terkumpul dari Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta.
Penumpukan sampah jogja diharapkan bisa teratasi melalui pengelolaan sampah menggunakan teknologi. Pemerintah Daerah (Pemda) DIY mengupayakan pengelolaan sampah yang amat minim residu serta bisa mengelola sampah menjadi sumber energi baru.
Pemerintah DIY menargetkan untuk menerapkan Sistem Mechanical Biological Treatment (MBT). Dengan demikian, pengelolaan sampah lebih efektif, efisien, dan bernilai tambah. “Nanti perkembangannya teknologi yang diharapkan itu sudah bisa memisah (sampah) dan mengolah, mana plastik, mana kertas, mana yang organik, yang kemudian diolah. Itu nanti keluar produknya, tidak ada waste, tidak ada residu. Kalau 0%, saya kira nisbi ya. Intinya, residunya tidak ada karena menjadi produk turunan, menjadi listrik, menjadi kompos, menjadi produk daur ulang. Teknologi ini yang kita minta di KPBU,” ujar Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, Rabu, 02 Agustus 2023.
Baca Juga: Tips Merawat Rambut Agar Cepat Panjang
Berkaitan dengan proyek pengelolaan sampah berteknologi, Beny menyatakan, “Saat ini sounding market sudah dilakukan. Total dana proyek yang ditawarkan besar sekali. Karena itu kami sekarang sedang menyiapkan anggarannya. Kalau nanti DPRD setuju, ya kita ajukan. Pengajuan sekitar Rp100 miliar itu nanti kita siapkan untuk tahun 2024,”.
Imbas dari ditutupnya TPA Piyungan, Pemkab Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk satgas darurat pengelolaan sampah di tingkat kecamatan, kelurahan, dan kabupaten.