Beberapa bulan berikutnya, dengan tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948, terjadi Agresi Militer Belanda ke-II yang mengakibatkan penghentian dan penutupan pendidikan inspektur polisi di Bukittinggi.
Pada tanggal 1 Mei 1951, enam calon inspektur polisi wanita menyelesaikan pendidikan mereka dan memulai tugas di Djawatan Kepolisian Negara dan Komisariat Polisi Jakarta Raya.
Baca Juga: Kemenkumham Jabar Serahkan Bantuan Makanan dan Vitamin Bagi Petugas Pemadam di TPA Sarimukti
Tugas-tugas khusus diberikan kepada mereka terkait isu kepolisian yang melibatkan wanita, anak-anak, dan masalah sosial.
Tugas ini meliputi penyelidikan, pemberantasan, dan pencegahan kejahatan terhadap wanita dan anak-anak. Mereka juga membantu dalam pemeriksaan fisik terhadap wanita terkait kasus-kasus tertentu dan mengawasi masalah seperti pelacuran dan perdagangan manusia.
Peran mereka bertujuan untuk melindungi dan melayani wanita, anak-anak, dan masyarakat pada umumnya dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan adil.
Penjelasan Sejarah Logo Polwan
Bunga Matahari dalam lambang memiliki arti yang mewakili sifat-sifat wanita. Terdapat Tujuh Helai dan Empat Helai Bunga yang melambangkan pedoman hidup Polri Tribrata dan pedoman kerja Polri Catur Prasetya Polri.
Baca Juga: Pebulu Tangkis Putri Mulai Meniti Karir Jadi Polwan
Selanjutnya, Perisai dan Obor melambangkan peran Polwan sebagai anggota kepolisian Republik Indonesia yang turut menjalankan tugas dan fungsi kepolisian Republik Indonesia.