Dirjen Dikti: Keberadan Dokter Belum Merata, PT yang Ajukan Pendirian FK Banyak di Kota-kota Besar

- 26 Oktober 2020, 15:33 WIB
Milad ke-16 FK Unsiba Hadirkan Dirjen Dikti Kemdikbud, Prof. Ir. Nizam berikan Orasi Ilmiah. *
Milad ke-16 FK Unsiba Hadirkan Dirjen Dikti Kemdikbud, Prof. Ir. Nizam berikan Orasi Ilmiah. * /Humas Unsiba


GALAMEDIA - Keberadaan dokter di Indonesia hingga saat ini masih belum merata. Keberadaan dokter lebih banyak di kota-kota besar, sementara di sejumlah daerah masih kekurangan dokter. Misalnya di Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dll.

"Dokter di daerat tersebut masih sangat rendah di bawah negara baru di ASEAN. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi kemajuan kesehatan nasional. Ini masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah," ungkap Direjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Ir. Nizam M.Sc., DIC, Ph.D dalam Orasi Ilmiah Milad ke-16 Fakultas Kedokteran (FK) Unisba, Senin 26 Oktober 2020.

Hingga saat ini, kata Nizam ada 80 perguruan tinggi yang mengajukan pembukaan FK baru. Perguruan tinggi yang mengajukan pendirian FK ini pun selalu di kota-kota besar, seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Medan, dll. Sementara di Maluku, TTT, Papua tidak ada FK.

Baca Juga: 28 Oktober 2020 Puncak Arus Mudik Libur Panjang Cuti Bersama Maulid Nabi Muhammad SAW

Padahal, katanya semangat pendidikan dokter adalah untuk kemanusian dan kesehatan, demi melahirkan Indonesia yang sehat. "Ini menjadi tantangan kita bersama," kata Nizam.

Ia juga mengharapkan sumber pendanaan di FK tidak digunakan untuk mensubsidi silang fakultas yang relatif tidak laku di sebuah perguruan tinggi. Ini hal yang tidak baik. Justru sebaliknya, pendanaan di FK harus digunakan FK sendiri untuk mendukung kualitas yang prima.

"Sumber dana di FK jangan dieksploitasi. Saya yakin di Unsiba tidak. Unisba peduli terhadap mutu pendidikan di FK yang mendapat dukungan sepenuhnya dari yayasan dan universitas," katanya.

Baca Juga: 3 Teori Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Saat Kembalinya Semangat Kaum Muslimin

Pandemi

Ia menambahkan di musim pandemi yang sudah dinyatakan sejak Maret lalu, anggaran di Direjen Dikti pun mengalami refokusing untuk penanggulanganan Covid-19.

"Dalam pandemi ini selain refokusing anggaran kami juga membantu memitigasi pandemi Covid-19. Kami juga mengimbau penelitian yang dilakukan di pendidikan tinggi difokuskan pada penanggulanganan Covid-19," jelasnya.

Dalam waktu 2 bulan, katanya, sudah banyak karya yang lahir dari perguruan tinggi untuk mitigasi pandemi ini. Baik yang berbengtuk peralatan keseharan, seperti face shield, masker, APD, dll.

Baca Juga: Hikmah Peringatan Maulid Nabi Muhammad, Jejak Napak Tilas Kehidupan Manusia Idola

"Termasuk ventilator. Belasan ventilator sudah berhasil diciptakan oleh perguruan tinggi kita. Bahkan sudah ada yang diproduksi. Ada juga yang membuat robot untuk membantu dokter, mmebuat rapid test, dan tengah meneliti vaksin corona," jelasnya.

Sementara itu, Rektor Unisba, Prof. H. Edi Setiadi mengatakan perjalanan FK Unisba dari hanya memperoleh ijin operasional sampai dengan akreditasi seperti sekarang yaitu peringkat A adalah perjalanan panjang dan penuh lika liku.

"Sejak tahun 2004 sampai sekarang akan mengetahui bahwa FK Unsiba merupakan salah satu bintang dari gemintang lainnya yang ada di Unisba. Fakultas kedokteran telah mempunyai andil dalam membangun dan mengembangkan Unisba," ungkap Edi.

Baca Juga: Terbaru, Harga Emas Hari Ini, Senin 26 Oktober 2020, Harganya Rata-rata Stabil, Ada Juga yang Turun

Kini, katanya tugas berat telah menanti, dengan status dan peringkat seperti sekarang FK Unsiba harus dengan cepat mencapai visi dan misinya. Ia berpesan cetaklah lulusan yang paripurna.

Konsep dokter bintang lima yang dicanangkan WHO haruslah diadopsi oleh FK Unsiba dengan memadukan nilai-nilai yang dimiliki. Yaitu nilai-nilai Islam yang abadi dapat terus dipegang dan mewarnai semua peran yang dimainkan di tengah masyarakat.

"Kita jangan cepat berpuas diri dengan pencapaian seperti sekarang ini, teruslah mengasah diri, karena teknologi dalam bidang kedokteran berkembang dengan pesat serta perkembangan masyarakat yang semakin sadar akan kedudukannya apabila berinteraksi dengan dokter," ujarnya.

Baca Juga: Sumpah Pemuda: Refleksi Sejarah Pemuda Islam Masa Lalu dan Masa Kini

PKM

Dekan FK Unisba, Prof. Dr. Nanan Sekarwana, dr., SpA(K)., MARS mengatakan, di antara sederet prestasi yang diraih FK, selama pandemi dalam bidang pengabdian kepada masyarakat (PKM) tim pengabdi FK Unisba sudah menghasilkan sejumlah produk.

Di antaranya KOPIDShield, partisi antar ruang, yang diberikan kepada RS Al Islam, KOPID3@se, unit multiguna untuk prosedur diagnostik Covid-19, yang diberikan kepada RSUD Al Ihsan.

Selain itu, KOPIDmobile, unit anjungan berjalan untuk pengambilan specimen Covid-19, yang berguna untuk skrining Cobid-19.

"Dan pengembangan Face Shield Reusable Modular Untuk Pencegahan Penularan Covid-19 di Tenaga Kesehatan Layanan Primer (Klinik) Kota Bandung," jelas Nanan.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x