Sayangnya, tak sedikit produsen nakal yang menggunakan pewarna buatan dalam produknya. Pewarna buatan yang dikonsumsi anak telah dikaitkan dengan serangkaian masalah kognitif, termasuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kecemasan, hiperaktif, dan sakit kepala.
3. Mi Instan
Mi instan hanya bersifat mengenyangkan, namun tidak memiliki gizi memadai untuk tumbuh kembang anak. Terlalu sering konsumsi mi instan bahkan dihubungkan dengan perubahan suasana hati, dan gangguan perilaku pada anak.
4. Fast Food
Fast food alias makanan cepat saji mengandung lemak trans yang tinggi. Senyawa tersebut terbukti dapat mengganggu kesehatan dan mempengaruhi daya ingat.
Selain itu, fast food juga dapat mengurangi produksi serotonin dalam tubuh yang berperan mengelola suasana hati, termasuk mencegah depresi. Fast food dapat pula meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), yang berhubungan erat dengan risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Baca Juga: Ini Syarat dan Kriteria untuk Dapatkan Vaksin Corona, Anak-Anak dan Lansia Bersabar Dulu
Makanan tinggi lemak dan tinggi gula berkaitan dengan gangguan fungsi otak, yang berhubungan dengan pembelajaran dan memori.
5. Makanan dan Minuman Berkafein
Konsumsi kafein berlebih pada anak dapat menyebabkan kegelisahan, kegugupan, kurang tidur, hiperaktif, sakit kepala, dan sakit perut.
Semua keluhan tersebut berbahaya bagi perkembangan mental dan kesehatan anak. Kafein adalah zat yang secara alami ditemukan dalam cokelat, teh, dan kopi.
6. Daging Olahan
Sosis dan nugget merupakan jenis makanan dari daging olahan, yang pada proses pembuatannya mencampur bahan kimia. Tentu, jenis makanan tersebut akan berbahaya bila dikonsumsi terlalu sering oleh anak.