GALAMEDIA - Komitmen Pertamina dalam mendukung kelestarian alam dan pemberdayaan ekonomi kecil terus ditingkatkan.
Dilansir Galamedia dari akun Twitter resmi Kementerian BUMN pada Kamis 4 Maret 2021, salah satunya melalui upaya pembinaan usaha mikro kecil (UMK) yang bergerak pada bidang pengolahan barang bekas.
Upaya ini menjadi cara untuk membantu UMK tersebut naik kelas dengan menyulap olahan limbah menjadi produk kreatif.
Baca Juga: Turut Terdampak Covid-19, Pendapatan Kejahatan Yakuza Menurun Drastis
Salah satu dari UMK pengolahan barang bekas, adalah Andi Baso Achmad Palingrungi yang mampu mendaur ulang sampah berbahan dasar karung goni, benang dari jaring-jaring nelayan yang sudah tidak terpakai, botol-botol bekas, akar-akar kayu, bambu serta bahan daur ulang lainnya yang ramah lingkungan menghasilkan nilai ekonomi tinggi.
Bersama delapan karyawan yang telah dilatihnya, ia menciptakan kerajinan tangan tersebut.
Tidak hanya itu, Andi Baso juga melakukan pelatihan-pelatihan daur ulang sampah ini bagi penyandang cacat (disabilitas), penyandang kusta, masyarakat pemulung, pengemis dan mantan penghuni lapas.
“Banyak masyarakat yang memandang sebelah mata para penyandang disabilitas dan penderita kusta. Hati nurani saya tergerak untuk memperhatikan mereka. Jika tidak ada yang memperhatikan siapa lagi yang mau memperhatikan,” kisahnya.
Dirinya mengakui, memang bukan hal yang mudah bisa mengajak masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk mendaur ulang sampah, karena orang-orang cenderung berpikiran sampah itu kotor.
“Berawal saya tinggal di kawasan kumuh dan tidak ada orang yang peduli masalah sampah untuk diberdayakan. Jadi saya berinisiatif memberi mereka ilmu bagaimana memanfaatkan barang bekas bisa bermanfaat kembali,” ungkap Andi Baso.
Baca Juga: Sebut PA 212 Tidak Setia, Teddy Gusnaidi: Rizieq Masuk Penjara Mereka Ogah Masuk Penjara
Peraih penghargaan Juara 1 kategori Mitra Unggulan Pemberdayaan Masyarakat di ajang Pertamina Award 2015 ini memulai pelatihan tersebut sejak 2010 dan hingga kini sudah ada ribuan anak didik yang telah dilatihnya untuk mandiri.
Akhirnya Andi Baso sangat bersyukur bisa mengubah paradigma tersebut dengan membuat barang yang tidak berharga tersebut hingga bisa diterima oleh kalangan menengah atas menjadi karya tangan yang bernilai. ***