Renungan Pagi, Sumber Segala Perbuatan Dosa adalah Cinta Dunia. Ini Tanda dan Bahaya Cinta Dunia

- 12 September 2020, 07:57 WIB
Ilustrasi. (pinterest)
Ilustrasi. (pinterest) /


GALAMEDIA - Doa yang sering kita panjatkan atau yang dikenal dengan doa sapu jagat adalah:

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar". Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Kita dianjurkan untuk meminta kebaikkan tidak hanya di akhirat kelak tapi juga di dunia. Namun, kita juga tidak dianjurkan untuk selalu mengejar dunia tanpa akhirat.

Dalam Kitab Nasoihul Ibad dijelaskan, Nabi SAW bersabda : ” Sumber segala perbuatan dosa adalah cinta dunia, (dan yang dimaksud dari dunia adalah sesuatu yang lebih dari sekedar kebutuhan ).

Dan sumber segala fitnah adalah mencegah/tidak mau mengeluarkan sepersepuluh dan tidak mau mengeluarkan zakat

Baca Juga: PSBB Total DKI Jakarta, Aparat TNI, Polri, Satpol PP dan Dishub 'Pagar Betis' Kawasan Puncak

Berikut di antara tanda orang cinta dunia seperti dilansir dari laman rumaysho.com":

Apa tanda seseorang cinta dunia?
Tandanya adalah gila harta, gila jabatan, gila kehormatan, gila ketenaran; hidup mewah dengan pakaian, makanan dan minuman; waktunya sibuk mengejar dunia; ia mengejar dunia lewat amalan akhirat; juga lalai dari ibadah.

Apa bahaya cinta dunia?
Pertama:
Ibnul Qayyim menyatakan dalam Hadi Al-Arwah (hlm. 48) bahwa kunci segala kejelekan adalah cinta dunia dan panjang angan-angan.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Kepala Negara Asing Lebih Peduli dengan Indonesia daripada Presiden Jokowi

Kedua:
Orang yang cinta dunia bisa saja mengorbankan agama dan lebih memilih kekafiran.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim no. 118)

Ketiga:
Hati jadi lalai dari mengingat akhirat sehingga kurang dalam beramal shalih.

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Siapa yang begitu gila dengan dunianya, maka itu akan memudaratkan akhiratnya. Siapa yang begitu cinta akhiratnya, maka itu akan mengurangi kecintaannya pada dunia. Dahulukanlah negeri yang akan kekal abadi (akhirat) dari negeri yang akan fana (dunia).” (HR. Ahmad, 4:412. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi.)

Baca Juga: Truk Terbalik, Dua Prajurit Yonif 400/R Meninggal Dunia dan 15 Lainnya Luka-luka

Dalam surat Adz-Dzariyat juga disebutkan,

قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11)

“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan yang lalai.” (QS. Adz-Dzariyat: 10-11)

Yang dimaksud “alladzina hum fii ghomroh” adalah mereka buta dan jahil akan perkara akhirat. “Saahun” berarti lalai. As-sahwu itu berarti lalai dari sesuatu dan hati tidak memperhatikannya. Sebagaimana hal ini ditafsirkan dalam Zaad Al-Masir karya Ibnul Jauzi.

Keempat:
Juga karena cinta dunia akan menjadikan seseorang kurang mendapatkan kelezatan ketika berdzikir.

Baca Juga: Dandan Reza Wardhana Resmi Pimpin E-Sport Indonesia

Di dalam Majmu’ah Al-Fatawa (9:312), Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan perkataaan ulama Syam yaitu Sulaiman Al-Khawwash, “Dzikir bagi hati kedudukannya seperti makanan untuk badan. Ketika badan sakit, tentu seseorang sulit merasakan lezatnya makanan. Demikian pula untuk hati tidak bisa merasakan nikmatnya dzikir ketika seseorang terlalu cinta dunia.”

Terakhir, kelima:
Orang yang gila dunia urusannya akan jadi sulit. Beda kalau seseorang mengutamakan akhirat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi, no. 2465. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Baca Juga: Kota Bandung Bakal Perketat Pelaksanaan AKB

Lalu bagaimana agar tidak gila dunia?
1. Marilah kita belajar agama, luangkan waktu walau sesibuk apa pun untuk mendalami ilmu Islam.
2. Harus yakin dunia itu hina dan yakin dunia itu akan fana dibanding akhirat yang kekal abadi.
3. Qanaah (nerimo) dengan yang sedikit, apa saja yang Allah beri.
4. Mendahulukan ridha Allah daripada hawa nafsu, keluarga dan kepentingan dunia.
5. Sabar dan haraplah kenikmatan yang begitu banyak di surga.Wallaahualam.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x