Sehingga siswa yang memiliki nilai terbaik yang bisa diterima di Universitas dengan predikat tinggi, mengapa terdapat kesenjangan dan berbeda dengan Jepang yang tak menggunakan sisi akademis sebagai tolok ukur kepintaran seseorang.
Yang sangat menarik, pendidikan di Jepang tidak terdapat ujian kenaikan kelas atau ujian nasional sehingga indikator seseorang bisa lulus di tingkat selanjutnya hanya berdasarkan kehadiran.
Kalau dipikir lagi, mengapa ujian perlu dilakukan lagi dan lagi ini semua hanya untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
Sempat merasa heran dengan pendidikan di Indonesia mengapa masih menggunakan ujian untuk masuk ke sekolah atau Universitas yang diinginkan, bukannya kecerdasan seseorang itu sama dan hanya berbeda hanya berdasarkan tingkat IQ. Mengapa orang yang pintar secara akademis harus selalu dipuja dan dibanggakan dibandingkan orang yang memiliki kecerdasan lain.***