Jokowi Cabut Legalisasi Miras, Ferdinand Hutahaean Tiba-tiba Teringat Konflik di Yaman hingga Libya

2 Maret 2021, 19:22 WIB
Ferdinand Hutahaean. /Pikiran Rakyat/

GALAMEDIA – Masyarakat tengah mendapatkan kabar bahagia dari Istana Presiden.

Melalui keterangan pers virtual yang ditayangkan YouTube Sekretariat, 2 Maret 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut aturan investasi minuman keras (miras) dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

Menanggapi hal tersebut, mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai jika negara Indonesia tidak akan pernah hancur karena adanya miras.

Baca Juga: Singgung Ali Mochtar Ngabalin Soal Pencabutan Legalisasi Miras, HNW: Semoga ke Depan Tidak Terulang Lagi

"Negeri ini hancur bukan karena miras..!!," tulis Ferdinand Hutahaean yang dilansir Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean3, 2 Maret 2021.

Di dalam cuitan tersebut, Ferdinand turut mengunggah empat buah gambar yang menggambarkan kondisi negara Suriah, Palestina, Libya, Irak, dan Yaman sebelum dan sesudah terjadinya konflik.

Menurutnya, kehancuran kelima negara tersebut disebabkan oleh satu kelompok yang ingin memaksakan kebenaran versinya pada kelompok lain.

Berbeda dengan negara-negara tersebut, Ferdinand menilai jika Indonesia dapat hancur dengan adanya kemunafikan di negara ini.

Baca Juga: Setahun Sudah Harun Masiku Buron, Angin Segar Datang dari Polri: Kami Siap Bantu Mencarinya

"Yang saya permasalahkan itu kemunafikan diantara kaum yang ada di negeri ini. Mengapa tak ada habis-habisnya..!," lanjutnya.

Baca Juga: Ustadz Yusuf Mansur Ajak Masyarakat Berbaik Sangka Usai Jokowi Cabut Legalisasi Miras

Sebagaimana telah diketahui sebelumnya, konflik di Suriah yang terjadi pada 2011 berawal dari perlawanan kelompok sekuler Suriah, militer Islamis lokal dan para jihadis Sunni asing terhadap pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.

Konflik ini telah menyebabkan ISIS, afiliasi dari Al-Qaeda, ingin menaklukkan wilayah di Suriah dan Irak.

Pada tahun yang sama, Libya juga pernah mengalami konflik.guna meruntuhkan kepemimpinan Muamar Khadafi pada 2011.

Baca Juga: Pebalap Petronas Yamaha SRT Franco Morbidelli Tak Masalah Terus Berada di Tim Satelit

Selain itu, konflik ini juga dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yakni tindakan represif militer terhadap masyarakat sipil, munculnya kekuatan organisasi politik revolusioner Islam, pemerintah melakukan pelarangan pembentukan partai politik, dan pembatasan kebebasan masyarakat sipil.

Berselang empat tahun kemudian, Yaman juga pernah mengalami konflik yang disebabkan oleh dualisme pemerintahan antara kubu Abdrabbuh Mansur Hadi yang notabene memimpin pemerintah Yaman dengan gerakan bersenjata Houthi, bersama dengan para pendukung dan sekutu mereka.

Baca Juga: PSI Bisa Jadi Ancaman PDIP, Disebutkan 10-15 persen Suara Bisa Dicaplok dengan Cara Gaul

Sementara, konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung sejak lama yakni pada 1948.

Konflik tersebut berawal dari klaim Israel pada tanah yang melampaui batas yang telah ditetapkan PBB.

Perlu diketahui, tanah tersebut telah menjadi bagian Palestina, termasuk bagian barat Yerusalem.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler