Disebut Kementerian Era Jokowi Buat Dosen Jadi Bodoh, Refly Harun: Jangan Jadikan Kampus Tempat Cari Dukungan

22 April 2021, 08:44 WIB
Pakar hukum tata negara, Refly Harun. /ANTARA//Indrianto Eko Suwarso.

GALAMEDIA – Pakar hukum tata negara sekaligus pengamat politik, Refly Harun menyoroti perihal kritis keras yang dilayangkan seorang pakar hukum dari Universitas Indonesia kepada kementerian di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Refly Harun menegaskan bahwa sebaiknya kampus tidak digunakan sebagai tempat mencari dukungan pada kontestasi pemilihan presiden (Pilpres).

“Ketika ceramah di kampus UGM (Universitas Gadjah Mada) pernah saya sampaikan juga, waktu itu menjelang Pilpres 2019. Saya dengan tegas mengatakan sebaiknya kampus tidak dijadikan untuk dukung mendukung calon presiden (capres),” ujar Refly Harun yang dikutip Galamedia dari kanal Youtube Refly Harun, Kamis 22 April 2021.

Baca Juga: Drs. H. Yogie Usman, M.Si: Selamat Kepada Pasangan HM. Dadang Supriatna dan H. Sahrul Gunawan

Menurutnya, UGM merupakan backbone dari pemerintahan Presiden Jokowi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberadaan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang dahulunya pernah menjabat sebagai Rektor UGM.

Selain itu, Refly Harun juga mengaku miris dengan fenomena para ilmuwan khususnya bagi yang bergelar profesor yang ujung-ujungnya mengabdi kepada penguasa.

Menurutnya, hal tersebut dapat membuat mereka kehilangan independensinya untuk bersikap kritis kepada pemerintahan di era kepemimpinan Presiden Jokowi berdasarkan keilmuan yang mereka miliki.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 22 April 2021: Andin Gagalkan Rencana Test DNA, Al Siapkan Rencana Baru

“Apalagi kalau dia pengajar ilmu sosial seperti politik dan hukum, maka makin terbatas untuk mengritik fenomena-fenomena yang ada di pemerintahan,” ungkap Refly Harun.

Refly Harun menyebut, objek ilmu sosial termasuk ilmu hukum tidak akan jauh dari tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah khususnya Presiden Jokowi.

Oleh karena itu, Refly Harun berharap agar kaum intelektual khususnya dosen di perguruan tinggi itu dapat memberikan atau mencurahkan keilmuannya kepada masyarakat. Hal itu ditujukan agar masyarakat mengetahui sesuatu yang benar dan yang salah pada tindakan pemerintahan khususnya Presiden Jokowi.

Baca Juga: Takut Sama Jokowi, Nadiem Berlindung ke Megawati, Refly: Bisa Jadi yang Mengincar Itu Muhammadiyah

Sebelumnya telah diberitakan, pakar hukum UI, Sulistyowati Irianto menyebut, kini dapat ditemukan kaum intelektual dari sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia sulit melepaskan diri dari bayang-bayang penguasa.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tindakan mereka yang hanya memikirkan gaji dan kekuasaan, meskipun hal tersebut diperoleh dengan perilaku yang tidak terpuji.

Selain itu, hal tersebut juga dapat dilihat dengan para dosen dari sebagian perguruan tinggi di Indonesia yang merasa takut untuk memberikan kritik terhadap sebuah isu di pemerintahan Presiden Jokowi.

Sulistyowati Irianto menyebut rasa takut itu semakin diperparah lagi dengan adanya perubahan pada silabus yang sudah dinilai baik menjadi bahasa-bahasa program dari Kementerian yang membuat para dosen menjadi merasa bodoh. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler