Dulu Tak Suka, Kini 2 Partai Ini Siap Gabung ke Poros Partai Islam, Refly Harun: Siapa Nih?

28 April 2021, 19:10 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun. /ANTARA/Wahyu Putro A

GALAMEDIA – Ketua Umum Masyumi Reborn, Ahmad Yani mengaku bahwa dirinya siap mendukung penuh poros Partai Islam untuk maju di gelaran Pilpres 2024 mendatang.

"Sesungguhnya poros Partai Islam ini sudah digarap jauh-jauh hari sebelum adanya pertemuan antara Ketum PPP dengan Presiden PKS," kata Ahmad Yani dikutip Galamedia kanal YouTube Refly Harun, Rabu 28 April 2021.

Yani menyebut, salah satu tujuan pembentukan poros Partai Islam untuk mempersiapkan capres dan cawapres yang akan maju pada gelaran Pilpres 2024.

"Siapa nih? Anies Baswedan?," tanya pakar hukum tata negara sekaligus pengamat politik, Refly Harun.

Baca Juga: Permudah UMKM Mendaftar dan Mendapatkan BPUM 2021, Pemkot Cimahi Luncurkan Aplikasi GoCi

"Kalau itu belum kita putuskan. Kan, masih banyak tokoh juga, ada Refly Harun juga dong," jawab Yani.

Menurut Yani, di gelaran Pilpres sebelumnya masih terdapat beberapa masalah. Salah satunya adalah perihal presidential threshold.

"Jadi, presidential itu pelanggaran konstitusi enggak tuh?," tanya Yani.

"Iya, itu melanggar konstitusi. Apabila presidential threshold itu dipertahankan, maka poros Partai Islam itu tergantung sama PKB dan PAN," jawab Refly.

Menurut Refly, apabila poros Partai Islam tidak terdapat PKS, PPP, PKB, dan PPP, maka capres dan cawapres dari poros Partai Islam tidak bisa maju ke gelaran Pilpres 2024.

Baca Juga: Donasi Kapal Selam Kumpulkan Ratusan Juta Sehari, Anak Buah Prabowo: Mungkin 30 Tahun Baru Bisa Beli

"Karena cuma 113 kursinya. Which is, itu kurang dari 20 persen," ungkap Refly.

Selain itu, Refly juga menyebut, presidential threshold ini dapat menimbulkan terbatasnya jumlah capres dan cawapres yang akan maju di Pilpres 2024.

Menurutnya, di Indonesia kini terdapat beberapa tokoh besar yang layak maju di Pilpres 2024.

"Ada Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli, dan lain sebagainya," ungkap Refly.

Maka dari itu, Refly meminta kepada MK untuk mengevaluasi terkait presidential threshold.

Baca Juga: Wakil Ketua MPR: Aneh, Kalau Ada yang Bilang Poros Partai Islam Itu Diskriminasi

Di sisi lain, Yani mengaku bahwa poros Partai Islam terdapat sebuah kendala yakni dalam hal memutuskan capres dan cawapres yang akan maju di Pilpres.

Menurut Refly, hal tersebut disebabkan oleh adanya 2 aliran Islam yang berbeda yakni aliran Islam modernis dan aliran Islam tradisionalis.

"Islam modernis biasanya ada di luar kekuasaan, sementara Islam tradisionalis itu ada di bagian kekuasaan," tutur Refly.

Selain partainya, Yani menegaskan bahwa Partai Ummat dan Partai Gelora siap mendukung penuh poros Partai Islam di gelaran Pilpres 2024, meskipun tidak mendapatkan kursi di DPR.

"Gelora itu berbasis Islam ya?" tanya Refly.

Baca Juga: Buku Harian Seorang Istri 28 April 2021: Nana Mengkhianati Dewa, Roni Berhasil Menaklukkan Hati Nana

"Iya, Gelora itu partai berbasis Islam," jawab Yani.

Sebagai informasi, Partai Gelora dan Partai Ummat sebenarnya sempat tidak ingin bergabung dengan poros Partai Islam karena poros tersebut dapat menimbulkan perpecahan.

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Sekjen Partai Gelora, Mahfudz Siddiq dan Inisiator Partai Ummat, Agung Mozin, 15 April 2021.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler