BUMN Holding Jasa Survei Gelar Webinar Soal Gelombang II Covid-19: Bukan Mutasi Penyebab Cepatnya Penyebaran

11 Juli 2021, 16:06 WIB
1500 peserta antusias mengikuti kegiatan webinar kesehatan tersebut, sharing dari dr. Donny M. Shalahuddin dan dr. Kartika Ningrum Muchtar, Sp.KJ yang dipandu oleh Ketua Health Safety Environment (HSE) Response Team. /Tangkapan layar/

GALAMEDIA - Sebagai salah satu upaya pencegahan virus Covid-19 gelombang kedua di Indonesia, BUMN Holding Jasa Survei (HJS) melaksanakan webinar kesehatan dengan tema 'Tetap Sehat dan Selamat, Hadapi Gelombang Kedua COVID -19'.

Berdasarkan Ourworlddata.org, hingga 8 Juli 2021, setidaknya ada 2,42 juta kasus dan 63.760 meninggal di Indonesia dengan rata-rata angka kematian di atas 500 jiwa setiap hari dalam seminggu ini.

Sebanyak kurang lebih 1500 peserta antusias mengikuti kegiatan webinar kesehatan tersebut, sharing dari dr. Donny M. Shalahuddin dan dr. Kartika Ningrum Muchtar, Sp.KJ yang dipandu oleh Ketua Health Safety Environment (HSE) Response Team.

"Dampak dari penyebaran virus corona ini membuat Kementerian BUMN menginstruksikan kepada seluruh BUMN untuk melakukan suatu langkah tindakan pencegahan demi menekan dampak yang ditimbulkan. Webinar ini akan membantu pegawai, tamu undangan, dan keluarganya untuk mendapatkan update terkini mengenai penyebaran Virus Corona dan cara pencegahannya dari sumber yang terpercaya," ungkap Dirut PT BKI, Rudiyanto dalam siaran pers, Minggu, 11 Juli 2021. 

Baca Juga: Usai Banjir Pujian Netizen, Jokowi Malah Didesak Hentikan Infrastruktur, Analis Sospol: Untuk Biaya Lockdown

Sementara itu, Dirut PT SUCOFINDO, Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengatakan bahwa meski pandemi ini telah berlangsung lebih dari setahun, masih banyak masyarakat Indonesia yang mempercayai dan menyebarkan pesan berantai yang mengandung informasi salah atau hoaks.

"Penyebarannya Virus Corona ini cukup cepat dengan telah memakan banyak korban. Tidak bisa dihindari bahwa penyebarannya dibarengi hoaks yang tersebar di channel- channel komunikasi yang sangat dekat dengan kita. Jangan sampai penyebaran hoaks ini lebih cepat daripada berita yang seharusnya kita percaya kebenarannya. Informasi yang salah dapat menggiring kita kepada tindakan yang tidak benar. Lindungi diri kita dan keluarga dengan tidak mempercayai hoaks," paparnya.

Selain melaksanakan webinar, sebagai upaya pencegahan Virus Corona, Ketiga BUMN HJS juga telah melakukan vaksinasi kepada pegawai dan orang tua yang merupakan kelompok prioritas di Sentra vaksinasi yang tersebar di kota-kota Indonesia.

Dirut PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono menerangkan bahwa penyebaran virus corona di gelombang kedua ini terasa berbeda dari gelombang pertama. Dimana lebih banyak korban dan penularan yang dirasa sangat cepat.

"Hari ini kita mencoba mengingatkan kembali kepada seluruh Insan HJS dan keluarga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan walaupun telah melaksanakan vaksinasi. Vaksinasi tanpa penerapan protokol kesehatan atau sebaliknya bisa berakibat fatal. Jangan lupa pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, jaga kesehatan dan vaksinas," terangnya.

Baca Juga: PPKM Darurat, Polres Cimahi Bagi-bagi Sembako kepada Masyarakat

Penyebaran virus corona di Indonesia kini memasuki gelombang kedua dengan angka kematian yang meningkat signifikan setiap hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Ahli kesehatan, Dr Donny M. Shalahuddin menjelaskan bahwa mutasi virus merupakan respon dari virus corona untuk bertahan hidup, seperti yang dilakukan makhluk hidup lainnya dengan menyesuaikan.

Namun, bukan mutasi virus yang menjadi penyebab utama cepatnya penyebaran virus corona.

Menurutnya mutasi ini menyebabkan virus corona lebih mudah menempel pada reseptor sel di saluran pernapasan dan pada organ tubuh yang menyebabkan lebih mudah terjadi peradangan, terutama saluran pernafasan.

"Faktor utama penyebaran mutasi-mutasi virus Corona ini adalah pergerakan manusia tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Jadi kombinasi pergerakan manusia dengan varian baru menyebabkan angka kematian yang sangat signifikan," ujarnya.

Lebih jauh, saat ini WHO telah mendeteksi setidaknya 10 varian virus Corona yang telah bermutasi. Varian mutasi virus Corona kemudian disusun berdasarkan nomenklatur Yunani disesuaikan dengan urutan kejadiannya, guna menghindari stigmatisasi terhadap suatu negara atau letak geografis dalam penyebutannya mulai varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota hingga varian Kappa.

Baca Juga: Satu Lagi Ulama Tanah Air Kembali Berpulang, Yusril Ihza Mahendra: Satu Demi Satu Meninggalkan Kita

Dikatakannya seluruh dari varian tersebut, pada umumnya menyebabkan gejala yang hampir sama, sehingga untuk pencegahannya saat ini tetap dilakukan dengan langkah yang sama yaitu, testing, tracing, treatment, memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan, menjaga imunitas, mengobati komorbid, mengikuti vaksinasi serta memperhatikan durasi dan ventilasi di dalam ruangan saat pertemuan.

"Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah mematuhi aturan isolasi mandiri dengan memperhatikan gejala yang terjadi pada tubuh," katanya.

Hal senada disampaikan oleh dr. Kartika, bahwa tindakan isolasi mandiri hanya dapat dilakukan orang dengan tanpa gejala atau gejala ringan. Harus diperhatikan bahwa ventilasi ruangan juga sangat penting untuk mengatur sirkulasi udara.

Selain itu, ruangan yang tertutup menyebabkan virus yang aktif lebih cepat menular ke penghuni lainnya. Alat yang penting untuk disediakan antara lain termometer untuk mengetahui suhu tubuh dan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen.

"Perlu untuk melakukan beberapa kegiatan seperti berjemur dan berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Isolasi mandiri sebaiknya menghindari untuk tidak keluar dari dalam ruangan yang telah ditentukan," ucapnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya mengikuti vaksinasi yang telah dilakukan oleh pemerintah. Mengingat pemerintah telah menggalakkan program vaksinasi bahkan untuk umur 12 tahun keatas.

Dengan demikian, jika peduli dengan keselamatan dan kesehatan, maka wajib untuk melakukan vaksinasi yang akan membuat kita kebal terhadap penyebaran virus corona. Jika beberapa orang mengalami efek samping setelah vaksinasi, maka itu merupakan salah satu respon tubuh untuk membangun antibodi.

"Dengan istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi akan membantu proses pemulihan dan pembentukan antibodi," tambahnya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler