Sisa-sisa Orde Baru Jadi Tertuding, Mahfud MD Keluarkan Pernyataan Penting di Masa Suhu Politik Kian Memanas

25 Juli 2021, 07:30 WIB
Mahfud MD Berjanji Akan Tindak Tegas Para Demostran Yang Lakukan Aksi Di tengah Pandemi /Tangkapan layar/ YouTube Kemenkopolhukam

 

GALAMEDIA - Suhu politik di tanah air akhir-akhir ini sempat memanas seiring munculnya seruan aksi demo tolak PPKM di sejumlah daerah. Sisa-sisa orde baru menjadi tertuding dengan panasnya suhu politik baru-baru ini.

Terakhir seruan aksi demo beredar di media sosial dengan tagline 'Jokowi End Game'. Meski begitu, ternyata seruan tersebut hoaks karena hingga kemarin sore, Sabtu, 25 Juli 2021, tidak ada sekelompok massa yang menggelar aksi unjuk rasa.

Walau demikian, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD langsung bergerak mengeluarkan pernyataannya kepada publik.

Ia menklaim pemerintah sudah berupaya secara maksimal dalam menangani pandemi Covid-19.

Pemerintah, kata Mahfud, menggunakan hasil analisis dan data dalam membuat kebijakan menangani pandemi COVID-19.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 25 Juli 2021: Tak Disangka! Katerine Punya Informasi Kunci Soal Pembunuhan Roy

“Pemerintah telah dengan segala daya dan upaya menangani Covid-19 ini secara terbuka dan secara transparan melalui analisis-analisis data,” kata Mahfud dalam konferensi pers yang disiarkan Kemenko Polhukam di YouTube, Sabtu, 24 Juli 2021.

Disebutkan, pemerintah sudah membatasi kegiatan masyarakat dan melakukan vaksinasi COVID-19 secara masif dari sisi pencegahan penularan Covid-19.

Namun, kata Mahfud, kebijakan pembatasan yang terlalu ketat berbenturan dengan aspirasi sebagian masyarakat.

"Jadi berbuat ini kurang tepat, berbuat ini kurang tepat, sehingga perlu dicari jalan yang sebaik-baiknya,” ujarnya.

Mahfud menyadari ada saja pihak yang keberatan dengan kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi.

Ia menyebut selama ini pemerintah mengetahui ada dua kelompok yang berbeda dalam menghadapi penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.

Kelompok itu dibagi Mahfud ke dalam kelompok murni dan tidak murni. Keduanya memang sama-sama menyampaikan aspirasi terkait penanganan pandemi namun dengan maksud dan tujuan yang berbeda.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Ngotot Ingin Ngutang Lagi: Stigma Utang Sebagai Sesuatu yang Buruk Harus Diubah

Kelompok tidak murni ini kata Mahfud, hanya ingin memanfaatkan situasi dan terus menerus menyerang keputusan pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19.

"Ada kelompok yang tidak murni. Masalahnya itu hanya ingin menentang saja, memanfaatkan situasi. Apapun yang diputuskan pemerintah diserang," kata Mahfud dalam konferensi pers yang digelar secara daring melalui kanal YouTube Polhukam RI,

Tak hanya itu, Mahfud juga membeberkan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum teratasi ini, ada sekelompok orang yang memiliki keinginan untuk memanfaatkan situasi.

Mereka, kata Mahfud, dengan sengaja melakukan provokasi, dan mengumbar bahwa apapun keputusan yang diambil pemerintah selalu salah.

"Selalu melakukan provokasi dan menyatakan setiap kebijakan pemerintah itu salah. Padahal, pada prinsipnya pemerintah itu terbuka dan merespons segala aspirasi masyarakat," kata Mahfud.

Sementara itu Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS menuding ada kekuatan besar di balik aksi-aksi di sejumlah daerah akhir-akhir ini.

Baca Juga: Ingatkan Ibu-ibu, Megawati Soekarnoputri: Jangan Terlalu Banyak Nonton Sinetron!

“Ada dugaan di belakang aksi tersebut ada sisa-sisa orde baru,” ujarnya.

Pengamat politik ini meminta seluruh elemen untuk menahan diri.

Jika tidak bisa membantu pemerintah dalam menangani pandemi, setidaknya jangan menambah beban.

“Kalau ingin PPKM segera berakhir, mari bantu pemerintah,” katanya.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler