Nasib PPKM Malam Ini Ditentukan, Puan Maharani: Tingginya Angka Kematian Harus jadi PR

23 Agustus 2021, 12:48 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani soroti soal Covid-19 menjelang penentuan nasib PPKM. / Instagram.com/@puanmaharani

GALAMEDIA - Nasib Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan ditentukan malam ini, Senin, 23 Agustus 2021.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan PPKM diperpanjang dan berlaku sejak 17 Agustus 2021 hingga 23 Agustus 2021 sampai ada keputusan terbaru.

Menjelang penentuan nasib PPKM, Ketua DPR RI Puan Maharani ikut angkat bicara. Ia meminta Pemerintah menjadikan angka kematian akibat Covid-19 yang masih cukup tinggi sebagai bahan dalam melakukan evaluasi.

"Setelah PPKM diperpanjang, memang terlihat adanya tren penurunan penambahan kasus Covid-19," ujar Puan dalam keterangannya, di Jakarta, Senin, 23 Agustus 2021.

"Namun harus menjadi perhatian bersama soal indikator angka kematian yang sampai sekarang masih cukup tinggi," lanjut Puan.

Baca Juga: Muhammad Kece Diduga Lakukan Penistaan Agama, Bareskrim Polri Proses 4 Laporan, Komjen Agus: Ini kan Viral

Dia mengutip berdasarkan data harian kasus Covid-19, angka kematian pasien masih berada di atas seribu orang per hari.

Misalnya per tanggal 22 Agustus terdapat 1.030 orang meninggal, meskipun penambahan kasus cenderung turun.

Puan menegaskan, angka kematian akibat Covid-19 yang tinggi masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan Pemerintah.

"Pemerintah harus bisa menekan kasus kematian akibat Covid-19 yang masih tinggi. Ini harus jadi bahan evaluasi pelaksanaan PPKM," lanjutnya, dilansir Antara.

Dia juga meminta bagi daerah-daerah yang angka kasus kematian Covid-19 masih tinggi, harus hati-hati kalau ingin melonggarkan pembatasan kegiatan, sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Juliari Batubara Hadapi Sidang Vonis Korupsi Bansos Covid-19, Tetap Dihukum 11 Tahun?

Puan mencontohkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per tanggal 21 Agustus, ada 10 provinsi dengan tingkat kematian tertinggi adalah Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Aceh, Gorontalo, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta (DIY), Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Dia juga berharap Pemerintah meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah-daerah tersebut, sehingga perawatan terhadap pasien Covid-19, khususnya yang bergejala sedang hingga berat, dapat dilakukan secara maksimal.

"Optimalisasi penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit mutlak dilakukan, dan sebisa mungkin untuk daerah-daerah dengan tingkat kematian tinggi, maksimalkan pelayanan isolasi terpusat," ujarnya.

"Dengan begitu pasien-pasien Covid-19 berada dalam pengawasan tim medis dan dapat segera ditolong jika kondisinya menurun," katanya pula.

Baca Juga: Sahabat Ganjar Deklarasikan Usung Gubernur Jateng Maju di Pilpres 2024, Tokoh Papua: Waduh, Mempermalukan

Dia juga menyoroti data satgas Covid-19 pada pekan lalu terkait 9 provinsi yang masih menunjukkan peningkatan kasus mingguan, yaitu Jawa Tengah, Bali, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Aceh, NTB, Maluku, dan Jambi.

Menurut dia, harus ada evaluasi mengapa daerah-daerah tersebut masih mengalami peningkatan kasus, termasuk juga harus ada perbaikan sistem pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dia juga meminta agar upaya tes, penelusuran, dan pengobatan (3T) harus lebih dioptimalkan serta percepatan vaksinasi harus berjalan beriringan dengan upaya-upaya penanganan Covid-19 lainnya.

"Jangan karena ingin mengejar target vaksinasi, kemudian indikator-indikator penanganan pandemi lainnya jadi kendor. Pastikan semua berjalan bersamaan karena semuanya sama-sama penting untuk menyelamatkan rakyat dari badai Covid-19," katanya lagi.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler