Media Asing Kupas Tuntas Rezim Jokowi, Tokoh NU: Buzzer Langsung Ngamuk

7 September 2021, 17:23 WIB
Umar Hasibuan atau Gus Umar. /tangkap layar instagram @umarhasibuan75/

GALAMEDIA – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau Gus Umar tiba-tiba menyinggung soal angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia dan Malaysia.

Gus Umar menilai angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia jauh lebih tinggi ketimbang Malaysia.

Menurutnya, statement tersebut menuai respons negatif dari segelintir pihak khususnya buzzer.

“Saya cuma bilang angka kematian di Indonesia lebih banyak dari Malaysia langsung buzzer ngamuk,” ujarnya melalui akun Twitternya, seperti dikutip Galamedia, Selasa, 7 September 2021.

Baca Juga: Said Aqil Setuju Presiden 3 Periode karena Sesuai Fiqih, Rizal Ramli Geram: Dia Makin Ngasal

Baca Juga: Polrestabes Bandung Ungkap 45 Kasus Kejahatan Jalanan di Kota Bandung

Gus Umar menyebut, statement itu bersumber dari salah satu media ternama asal Inggris, The Economist.

The Economist secara terang-terangan mengungkapkan kejanggalan angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia versi data dari rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berdasarkan data dari rezim Presiden Jokowi, terdapat 135.861 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Sementara berdasarkan data dari The Economist, terdapat 280 ribu sampai 1,1 juta orang WNI yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Dengan kata lain, angka kematian akibat Covid-19 versi The Economist itu 500 persen atau 5 kali lebih besar dari angka kematian versi rezim Presiden Jokowi.

Baca Juga: Kalahkan Song Joong Ki, Song Hye Kyo dan Kim Soo Hyun, Ini Aktris Korea dengan Penghasilan Tertinggi

Tidak hanya itu, The Economist juga turut membongkar kejanggalan angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) versi pemerintah AS.

Berdasarkan data dari pemerintah AS, terdapat 648.106 WN AS yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Sementara berdasarkan data dari The Economist, terdapat 760 ribu sampai 840 ribu WN AS yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Dengan kata lain, angka kematian akibat Covid-19 versi The Economist itu 900 persen atau 9 kali lebih besar dari angka kematian versi pemerintah AS.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler