Kerjasama Bilateral, Hubungan Iran dan Indonesia Semakin Erat dengan Berbagai Kesepakatan

25 Mei 2023, 10:14 WIB
Presdiden Joko Widodo dan Presiden Raisi, kerjasama bilateral Indonesia Iran./ kemlu.go.id /

GALAMEDIANEWS - Presiden Iran H.E. Seyyed Ebrahim Raisi dengan didampingi Ibu Negara Jamileh Alamolhoda berkunjung ke Indonesia pada 23-24 Mei 2023 disambut oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Mei 2023 di Istana Kepresidenan Bogor.

 

Terdapat sederet jajaran para pejabat yang mendampingi Presiden Iran diantaranya Wakil Presiden Sains, Teknologi, dan Ekonomi Berbasis Pengetahuan, Menteri Luar Negeri, Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi, Menteri Perminyakan serta sejumlah Wakil Menteri dan Kepala institusi pemerintah.

Tepatnya 8 tahun silam merupakan kunjungan terakhir Presiden Iran ke Indonesia pada saat itu Presiden Hassan Rouhani menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika tanggal 23-24 April 2015. Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengunjungi Iran pada 14 Desember 2016.

Pada kunjungannya Presiden Raisi memiliki sejumlah agenda diantaranya memberikan penghormatan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta sebelum agenda pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa 23 Mei 2023. Dan juga terdapat agenda pertemuan dengan Ketua DPR dan Ketua MPR serta kunjungan ke Masjid Istiqlal.

Baca Juga: Kerjasama di Bidang Hukum, Indonesia dan Rusia Menandatangani Memorandum of Understanding

 

Dalam sejumlah agenda yang ada terdapat beberapa kesepakatan penting yang bertujuan untuk memajukan hubungan bilateral antara Indonesia dan Iran, diantaranya Preferential Trade Agreement (PTA) dan beberapa MoU khususnya di bidang ekonomi serta pemberantasan peredaran gelap narkotika.

Pertemuan antara kedua negara terjadi ketika hubungan antara Iran dan Barat menjadi semakin tegang menyusul penumpasan keras pasukan Iran terhadap elit ulama negara itu setelah kematian seorang wanita Kurdi dalam tahanan polisi moralitas tahun lalu.

Beberapa negara termasuk Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi luas terhadap Iran atas program nuklirnya dan dugaan pelanggaran hak.

Baca Juga: Perkuat Kerjasama Internasional, KPK Gelar Pertemuan Bilateral dengan Anti-Corruption Unit Kerajaan Kamboja

 

Selain itu perdagangan Indonesia dan Iran sempat turun dari $715,5 juta menjadi $141,6 juta pada 2019 setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap Iran. Presiden Raisi mengatakan pada hari Selasa melalui seorang penerjemah bahwa “sanksi dan ancaman tidak akan menghentikan kami. Kemitraan dan hubungan dengan negara tetangga dan negara Islam serta negara yang memiliki pandangan yang sama menjadi prioritas kami,” Imbuhnya.

Pejabat kementerian perdagangan Indonesia Djatmiko Witjaksono mengatakan pada hari Selasa bahwa kedua negara telah menyepakati skema “kontra perdagangan” dimana barang dan jasa dapat dipertukarkan “tanpa dibatasi oleh kelangkaan atau kesulitan mata uang”.

Perdagangan dua arah antara kedua negara saat ini berjumlah sekitar $250 juta, dengan negara Asia Tenggara mencatat surplus sekitar $200 juta, menurut kementerian perdagangan Indonesia.

Djatmiko kepada wartawan Senin, mengatakan Indonesia ingin meningkatkan perdagangan dengan Kawasan Timur Tengah dan sekitarnya. “Iran bisa menjadi pintu gerbang ke kawasan sekitarnya seperti Asia Tengah… atau bahkan ke Turki karena kita belum memiliki kesepakatan perdagangan dengan Turki,”katanya.

Baca Juga: Perkuat Hubungan Bilateral, Amerika Serikat Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework For Prosperity

 

Berdasarkan kesepakatan hari Selasa, Iran akan memberi Indonesia akses yang lebih besar ke produk-produk seperti makanan olahan dan obat-obatan, tekstil, minyak kelapa sawit, kopi, dan teh, sementara Indonesia akan menurunkan tarif untuk produk minyak dan kimia Iran, logam, dan beberapa produk susu.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: kemlu.go,id

Tags

Terkini

Terpopuler