Anggota PKK Dilatih Melawan Malas Memanfaatkan Potensi Sampah  

29 Agustus 2020, 20:51 WIB
Seorang  ibu rumah tangga anggota PKK di Kampung Guwosari, Kecamatan Jebres, Kota Solo, peserta  pelatihan pemanfaatan sampah    /Tok Suwarto/

GALAMEDIA - Momentum pandemi Covid 19 yang berkepanjangan, dimanfaatkan tim dosen yang tergabung dalam "Riset Grup Sosiologi Pedesaan", Program Studi (Prodi) Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian (PKP), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan PKK di RT 5 RW 27 Guwosari, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Selama 2 bulan Juli dan Agustus 2020, tim yang diketuai  Dr. Ir. Sugihardjo, dan beranggota Dr. Ir. Eny Lestari, Dr. Retno Setyowati, Widiyanto, S.P., Ph.D dan Eksa Rusdiyana,S.P., M.Sc, menggelar  "Pelatihan Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Berbasis Bank Sampah". 

Salah seorang anggota tim, Eksa Rusdiyana, mengatakan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut bertujuan memberikan edukasi para ibu rumah tangga dalam memanfaatkan sampah. Tim dosen itu berharap, setelah ibu-ibu anggota PKK mengikuti pelatihan dapat memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat.

Baca Juga: Banyak Anak Dibawah Umur Kelaparan, Pemkot Tasikmalaya Dinilai Gagal

“Harapan tim kita, ibu-ibu rumah tangga yang setiap hari menghasilkan sampah dan limbah, terbiasa memanfaatkannya untuk hal-hal sederhana. Misalnya, memanfaatkan air bekas cucian beras untuk menyiram tanaman, memanfaatkan limbah dapur untuk membuat eco enzim atau biopestisida, serta memanfaatkan plastik bekas makanan sebagai media tanam yang bisa dikomersialkan melalui bank sampah,” tutur Eksa, Sabtu, 29 Agustus 2020. 

Melalui pelatihan yang diinisiasi tim dosen UNS, sambungnya, para ibu rumah tangga juga didorong segera membentuk bank sampah di RW 27 Kelurahan Jebres. Menurut Eksa, melihat semangat para anggota PKK di perkampungan padat penduduk itu, dia yakin ibu-ibu anggota PKK dapat ikut mengurangi masalah sampah khususnya plastik, melalui kegiatan menanam sayur-mayur yang telah dibagikan. 

"Kegiatan semacam itu akan bisa memunculkan sikap kolektif dan kebersamaan untuk memanfaatkan dan mengolah sampah menjadi lebih berguna," tandasnya. 

Baca Juga: Banyak Anak Dibawah Umur Kelaparan, Pemkot Tasikmalaya Dinilai Gagal

Dalam kegiatan selama hampir 2 bulan tersebut, tim dosen UNS memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para anggota PKK dalam mengolah sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik.

Seperti dalam rumah tangga pada umumnya, di Kampung Guwosari hampir setiap hari  menghasilkan sampah berupa kertas, plastik, dan limbah olahan makanan ataupun makanan sisa. Tim dosen itu menyayangkan, selama ini dari sampah rumah tangga tersebut masih sangat sedikit yang telah dimanfaatkan atau diolah menjadi produk lain. 

Nurul Ismail, ketua tim penggerak PKK RT 5 RW 27 Guwosari, menjelaskan, kebiasaan para ibu rumah tangga selama ini memang langsung membuang sampah di depan rumah, kemudian petugas sampah keliling mengambilnya untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir. Padahal, menurut dia, para anggota PKK sebenarnya paham bahwa sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan, namun terkendala karena kurang sarana.

Baca Juga: Dua Pasien Covid-19 Asal Lokalisasi Malanu Sorong Diduga kabur ke Malang

“Ibu-ibu anggota PKK sebetulnya memahami potensi sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan. Tetapi sayang, karena ada rasa malas dan tidak ada sarananya, ibu-ibu memilih langsung membuang sampahnya. Kita khawatir, perilaku seperti ini akan makin meningkatkan produksi sampah di perkotaan,” ujar Nurul.

Ditambahkannya, melalui kegiatan PKK para ibu rumah tangga bisa berlatih mengatasi kemalasan, khususnya dalam memanfaatkan sampah untuk hal-hal yang positif. Dia berharap kegiatan pemanfaatan sampah dan limbah olahan rumah tangga yang dikembangkan di Kampung Guwosari melalui kegiatan bank sampah, dapat menginspirasi ibu-ibu anggota PKK di daerah lain.***

 

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler