Masyarakat Sumatera Barat Kurang Simpati, Pengaruh PDIP Terlalu Dominan di Pemerintahan Jokowi

11 Oktober 2020, 20:40 WIB
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Sekjen Hasto Kristiyanto (tengah) mempraktikkan kemudi kapal dalam Pameran Industri dan Inovasi usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Jakarta, Jumat, 10 Januari 2020. /ADITYA PRADANA PUTRA/.*/ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj

GALAMEDIA - Lembaga Riset dan Konsultan Spektrum Politika mengungkap hasil survei terkait dengan keberadaan PDIP di Sumatera Barat.

Sebanyak 55,9 persen masyarakat Sumatera Barat menyatakan, pengaruh PDIP terlalu dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan Jokowi. Hal itu membuat sebagian mereka tidak begitu simpati.

Selain itu, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu sulit mendapat tempat di hati pemilih Sumatera Barat. Pasalnya, komunikasi politik elit partai berlambang banteng tersebut dinilai lemah.

Baca Juga: Bek Inter Milan, Ashley Young Positif Covid-19

"Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah mengeluhkan partainya belum mendapatkan kepercayaan masyarakat Sumatera Barat," ujar Peneliti Lembaga Riset dan Konsultan Spektrum Politika Andri Rusta di Padang, Ahad, 11 Oktober 2020.

"Dari survei yang kami lakukan, 62,3 persen warga merasakan tidak ada tokoh PDIP yang mau mendekatkan diri atau mendatangi mereka walaupun hanya sekadar untuk bertegur sapa atau berdiskusi," terangnya.

Survei bertema persepsi masyarakat Sumatera Barat terhadap PDIP dan eksistensi usai Pemilu 2019 dilakukan pada 10-15 September 2020. Menurut Andri, survei mengumpulkan data di 19 kabupaten/kota .

Riset tersebut mewawancarai sebanyak 1.220 orang responden yang menjadi sampel yang diambil secara bertingkat di seluruh kabupaten/kota yang ada.

Baca Juga: Instagram Ridwan Kamil Digeruduk Gara-gara Omnibus Law, Kali Ini Warganet Dibikin Ngakak

Sampel diacak secara proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk dan karakteristik penduduk yang ada di kabupaten/kota dengan margin of error 2,9 persen.

Demi menjaga kualitas survei, quality control dilakukan dengan cara menelpon ulang responden. Hal itu untuk mengkonfirmasi jawaban mereka sebelumnya terhadap 60 persen dari total sampel yang diwawancarai oleh enumerator sebelumnya.

Andri menilai masalah komunikasi politik antara elit dan massa menjadi penting dalam membangun kepercayaan politik masyarakat.

"Buktinya ini jadi alasan terbanyak mengapa masyarakat Sumatera Barat tidak mempercayai PDIP sebagai partai politik yang bisa mewakili kepentingannya di lembaga perwakilan politik," tambahnya.

Masalah lain di PDIP, kata dia, yaitu tidak adanya tokoh lokal atau daerah setempat yang dikenal oleh masyarakat sehingga berdampak pada kepercayaan politik mereka.

Ini terbukti sebanyak 62 persen masyarakat Sumatera Barat mengatakan mereka tidak pernah tahu dan tidak mengenal tokoh-tokoh PDIP di daerah mereka.

Baca Juga: MotoGP 2020 Prancis: Petrucci Juara, Alex Marquez Tampil Sensasional

"Sehingga ini menjadi persoalan penting ke depan bagi PDIP dalam menempatkan kader untuk mewakili kepentingan politik masyarakat di daerah agar mendapatkan dukungan publik," terangnya.

Kemudian aktivitas politik PDIP dinilai tidak sesuai dengan keyakinan politik masyarakat karena terkait dengan manifesto partai banteng moncong putih ini di tengah masyarakat Sumatera Barat.

Berikutnya masyarakat Sumatera Barat juga memberi penilaian terkait dengan sikap arogansi dan sikap over akting yang sering ditunjukkan elit PDIP di tingkat pusat dalam berpolitik.

Hal ini juga mempengaruhi persepsi mereka terhadap partai ini. Dilansir Antara, dari hasil survei ini ternyata ada sebanyak 58,1 persen masyarakat Sumatera Barat yang menilai sikap arogansi dan over akting elit mempengaruhi cara pandang mereka terhadap PDIP.

Baca Juga: Ridwan Kamil Didesak Lepaskan Jabatan Gubernur Jabar Usai Temui Buruh yang Menolak Omnibus Law

Selanjutnya gagasan, sikap dan perilaku politik elit PDIP di tingkat pusat yang ada dalam pemberitaan di media cetak dan media online tidak sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat Sumatera Barat.

Terakhir karena PDIP dikenal mengusung jargon nasionalisme dalam keberagaman atau pluralisme memunculkan persepsi dari masyarakat Sumatera Barat PDIP mengabaikan Islam sebagai keyakinan masyarakat.

Terlepas dari itu, Andri menyatakan pencapaian PDIP di Sumbar pada pemilu 2019 tidak buruk amat. Pasalnya, PDIP dapat memenangkan posisi sebagai Ketua DPRD di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Baca Juga: Segera Berlangsung, Ini Link LIVE STREAMING MotoGP Prancis

Artinya, ujar dia, partai ini mendapat suara terbanyak di dua daerah itu. "Memang untuk kursi DPR RI yang pada pemilu 2014 ada dua kader PDIP yang terpilih ke Senayan namun pada 2019 nihil," ungkapnya.

Survei menanyakan secara acak kepada masyarakat sebagai pemilih yang terdaftar namanya dalam DPT Pemilu 2019.

Pertanyaan dikaitkan dengan mengapa mereka sebagai pemilih tidak memilih PDIP? Apakah ada alasan khusus sehingga PDIP tidak mendapat dukungan maksimal di Sumatera Barat.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler