Buka-Bukaan! Jusuf Kalla Ngaku Tak Akur Dengan Jokowi: Semua Orang Punya Pandangan Politik Berbeda

- 8 Desember 2020, 13:08 WIB
Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) saat mendeklarasikan sebagai pasangan Calon Presiden dan Cawapres di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta.
Joko Widodo (kiri) dan Jusuf Kalla (kanan) saat mendeklarasikan sebagai pasangan Calon Presiden dan Cawapres di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta. /Yudhi Mahatma/ANTARA FOTO



GALAMEDIA - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) buka-bukaan mengaku pernah tak sejalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait soal pencalonan kepala daerah.

Perbedaan pandangan itu terjadi saat gelaran pemilihan gubernur atau Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun lalu.

Ketika itu, pria yang akrab disapa JK tersebut mengaku memberikan dukungan kepada Anies Baswedan saat mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta. Menurut JK, dirinya memiliki pandangan tersendiri kala itu.

Ia menilai jika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terpilih menjadi Gubernur DKI situasi Jakarta akan tidak kondusif dan berdampak pada kepemimpinan Presiden Jokowi.

“Saya kenal dengan Pak Anies dan mendukung dia jadi gubernur itu benar. Mohon maaf, kalau saat itu Ahok yang menang, akan terjadi keributan dan berdampak pada Presiden Jokowi,” kata JK dalam tayangan video YouTube dikutip pada Selasa 8 Desember 2020.

Baca Juga: Dokumen 'Rahasia' Kasus Korupsi Mensos Juliari Batubara Ditemukan KPK, Terendus Banyak Hal-hal Baru

“Semua orang punya pandangan politik berbeda. Saya harus sependapat dalam bertugas, tapi hari itu saya punya pandangan (politik) berbeda dengan Pak Jokowi."

JK mengatakan, bahwa saat itu orang melihat seolah dirinya membangkang dari Presiden Jokowi.

Padahal, kata JK, antara dirinya dengan Presiden Jokowi saat itu tidak pernah bicara soal siapa yang menjadi gubernur DKI Jakarta.

“Saya benar mendukung Anies, tapi saat dia terpilih jadi gubernur, prosesnya itu berjalan sendiri,” ujarnya.

Baca Juga: Refly Harun Kaitkan Kasus Korupsi Bansos Covid-19 Kader PDIP dengan Penembakan 6 Anggota FPI

JK berbicara soal pencapresan pada 2024 dan menyinggung nama Anies Baswedan. JK berpesan kepada Anies untuk tidak terlalu dini berbicara Pencapresan.

Sebaliknya, kata JK, Anies sebaiknya fokus terlebih dahulu dalam mengemban tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta ke depannya.

“Saya bilang ke Anies, jangan bicara pencapresan sekarang. Bangun saja dulu Jakarta agar tidak macet, tidak banjir, bersih, dan sebagainya. Tak usah pikir 2024, 2024 akan datang sendiri kalau dia berhasil jadi gubernur,” ujar JK.

“Ini untuk siapa saja bisa Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, Khofifah itu akan tergantung dari apa yang diperbuat dari sekarang. Berbuat yang maksimal aja sekarang."

JK menambahkan, dirinya membantah jika akan kembali maju mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2024 nanti.

JK mengatakan bahwa saat itu usianya telah menginjak 82 tahun dan akan fokus menikmati masa tuanya dengan melakukan sejumlah kegiatan organisasi kemanusiaan, keagamaan, dan internasional.

Baca Juga: Tetap Kerja di Masa Libur Pilkada 2020, Pengusaha Wajib Bayar Upah Lembur

Diketahui, saat ini JK menjadi ketua dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI).

“Pada saat itu umur saya sudah 82 tahun, kapan lagi saya menikmati masa tua saya. Kita memperhatikan politik tentu iya, tapi saya tidak mau lagi aktif secara praktis,” ujar JK.

“Golkar pernah meminta saya untuk jadi ketua penasehat, saya tidak mau. Saya senang urus kemanusiaan, keagamaan, urusan internasional, menurut saya itu amalan yang baik,” ujarnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x