Tiga Kali Mencoba Kabur, Rambut Punk Putri Charlene Ungkap Kepedihan di Balik Tembok Istana Monako

- 18 Desember 2020, 13:09 WIB
/Tangkap layar Twitter@AmbikQueen/

GALAMEDIA - Dikenal karena rambut pirangnya yang memberi kesan lembut, Putri Charlene dari Monako membuat royalis kaget kemarin ketika tampil dengan gaya rambut punk berwarna tembaga.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (18 Desember 2020) sejumlah pakar kerajaan menyebut tampilan baru bangsawan berusia 42 tahun yang berani itu merupakan ekspresi kekebasan sekaligus ‘pemberontakan’.

Baca Juga: Bukan Hanya Penyekatan, Polda Metro Bekasi Kota Juga Lakukan Rapid Test ke Pendemo 1812

Terungkap selama bertahun-tahun sebelum menikah dengan penguasa monarki Monako, Charlene bertahan dengan berbagai guncangan.

Di antaranya rumor perselingkuhan suaminya, Pangeran Albert. Albert diberitakan menjadi ayah dari tiga orang anak hasil hubungan dengan perempuan lain selama mereka menjalin kasih.

Dalam sejumlah kesempatan berulang kali Charlene yang jarang tersenyum mengungkapkan kehidupan kerajaan membuatnya 'sangat kesepian'.

Baca Juga: Bukan Hanya Penyekatan, Polda Metro Bekasi Kota Juga Lakukan Rapid Test ke Pendemo 1812

Terungkap pula tak seperti kisah dalam dongeng, pernikahan Charlene dan Pangeran Albert diwarnai ketegangan sejak awal.

Charlene yang juga mantan perenang Olimpiade dilaporkan mencoba melarikan diri dari Monako ke negara asalnya Afrika Selatan pada tiga kesempatan terpisah.

Namun kala itu pejabat Monako berhasil membujuknya dan menengahi kesepakatan antara Pangeran Albert dan Charlene yang kabarnya sempat enggan menikah.

Dikatakan, Charlene akan diizinkan  meninggalkan Monako setelah melahirkan ahli waris yang sah.

Baca Juga: Terjebak di Kamar Mandi, Dua Orang Tewas dalam Kebakaran di Pasar Minggu

Charlene yang terlihat menangis pada hari pernikahannya tahun 2011 kini menjadi ibu dari pewaris tahta Monako dengan kelahiran si kembar, Gabriella dan Jacques enam tahun lalu.

Tak seperti Albert yang bungkam soal kehidupan pribadi, tahun lalu dalam wawancara Charlene menyebut “hidup terasa sangat menyakitkan” tanpa orang terdekat.

“Aku mendapat anugerah untuk hidup tapi aku merindukan keluarga dan teman-teman di Afrika Selatan dan rasanya menyakitkan karena aku tidak bisa selalu ada untuk mereka.”

Baca Juga: Hari Ini Jumat 18 Desember 2020, Batas Terakhir Mengajukan Gugatan Paslon ke MK

Sementara itu, pakar kerajaan menyebut gaya rambut punk menjadi cara bagi Charlene untuk diam-diam mengomunikasikan emosinya kepada publik.

Ibu dua anak itu tampaknya menyatakan dirinya kini telah 'terbebaskan'. Setidaknya dari batasan protokol keluarga kerajaan Monako.

Berbicara kepada Femail, Dr. Becky Spelman, psikolog dari klinik terapi swasta mengatakan, potongan rambut dramatis Charlene dapat menunjukkan dia 'tidak lagi perlu izin' lagi untuk apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Dekranasda Jabar di Tahun 2020 Fokus Angkat Daya Saing dan Daya Jual Produk Lokal

“Ini benar-benar menunjukkan bahwa Putri Charlene tidak lagi peduli dengan apa yang orang pikirkan. Di sisi lain, dia mungkin juga ingin lebih diperhatikan sekarang.”

Sedangkan pakar kerajaan Nigel Crawthorne mengatakan gaya punk setengah plontos Charlene  merupakan indikasi perubahan besar dalam kehidupan Charlene yang tak lagi terikat etiket Monegasque.

“Ketika seorang anggota kerajaan mengubah penampilan mereka sedramatis yang dilakukan Putri Charlene dari Monako, ini keputusan yang sangat disadari dan tanda mereka ingin dunia tahu bahwa sesuatu telah berubah secara dramatis dalam hidup mereka.”

Baca Juga: 9 Keutamaan Hari Jumat, Mulai Hari Mustajabnya Doa Hingga Dihapuskannya Dosa-dosa, Ketahuilah

Becky mengatakan perubahan dramatis pada rambut dapat menunjukkan citra tubuh dan kepercayaan diri Charlene yang positif.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x