Penyebaran Covid-19 Masih Tinggi, Belajar Tatap Muka untuk Sementara Dipending

- 10 Januari 2021, 21:25 WIB
Dede Yuduf Melakuka  reses ke kawasan MajalaYa Baandung
Dede Yuduf Melakuka reses ke kawasan MajalaYa Baandung /engkos Kosasih

"Jadi tetap dilakukan daring, sampai dua bulan kedepan. Rasanya, pemerintah atau Mendikbud pun setuju. Karena dia juga tidak mau terjadi cluster baru di bidang pendidikan," katanya.

Menurutnya, penundaan belajar tatap muka selama dua bulan, karena penyebaran virus corona terjadi fluktuatif. "Kenapa dikatakan dua bulan, karena vaksin akan dimulai minggu-minggu ini. Kita belum tahu dampak vaksin. Dampak vaksin itu dua minggu setelahnya," ucapnya.

Setelah dua minggu terlihat, katanya, misalnya terjadi penurunan penyebaran. "Artinya, kita sudah bisa mulai berhitung. Itu sebabnya butuh dua bulan," katanya.

Baca Juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Mendapat Santuan Rp50 Juta

Ia juga menyatakan, apa yang terjadi bulan depan, tidak akan pernah tahu apa yang terjadi. "Aparat keamanan, penegak hukum dan tenaga medis sudah jungkir balik menangani pandemi Covid-19. Kita bantu mereka, jangan menambah penyebaran," katanya.

Sekarang ini, imbuhnya, di beberapa daerah, khususnya rumah sakit tempat penanganan kasus Covid-19 sudah nyaris tidak ada lagi tempat untuk merawatnya.

"Artinya, ada yang terkena, terpapar dan membutuhkan pelayanan, itu sudah pasti ditaruhnya di UGD. Sudah pasti tidak akan dapat tempat perawatan. Inilah yang kita jaga," katanya.

Baca Juga: Sungai Cipunagara Genangi Jalan Pamanukan-Pondok Bali

Ia pun memberikan kesempatan dua bulan kedepan untuk melakukan evaluasi dalam menghadapi belajar tatap muka. "SKB 4 menteri pun tak perlu dicabut. "Karena di dalam SKB tersebut, dikatakan apabila pemerintah siap," ujarnya. **

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah