Demi Uang, Komandan Tentara Vanuatu: Kita Kerahkan Pasukan ke Berbagai Zona Perang di Seluruh Dunia

- 25 Januari 2021, 19:57 WIB
ilustrasi perang.*
ilustrasi perang.* /pexels/Somchai Kongkamsri


GALAMEDIA - Komandan tentara sukarela Vanuatu Mobile Force (VMF) Kalshem Bongran mendesak pemerintah Vanuatu agar mempertimbangkan mengalihkan fokusnya untuk mengerahkan militer ke Misi Penjaga Perdamaian PBB.

Alih-alih mengerahkan petugas Kepolisian Vanuatu (Vanuatu Police Force/VPF), pemerintah harus mengakui keuntungan dari mengirim pasukan paramiliter dengan berbagai perlengkapan mereka sendiri, seperti kendaraan dan senapan, yang nantinya akan diganti secara finansial oleh PBB.

Negara-negara yang mengirimkan pasukan dibayar $1.410 setiap bulan, yaitu sekitar Vt150.000 per tentara oleh PBB.

Negara-negara tersebut dibayar oleh PBB, dan kemudian mereka akan menggaji pasukan berdasarkan skala gaji mereka sendiri.

Baca Juga: Gembar Gemborkan Isu Lingkungan Megawati Soekarnoputri Kena Sentil Politisi Demokrat, 'Madam Tandatangani?'

Pada 1996, Majelis Umum PBB mengesahkan prosedur yang mengatur pembayaran kembali dana dan pengeluaran kepada Negara-negara Anggotanya atas kontribusi mereka selama misi perdamaian.

Dengan begitu, setiap Nota Kesepahaman (MOU) antara PBB dan negara yang mengirimkan tentara atau polisinya disepakati untuk setiap satuan militer atau polisi di misi perdamaian. MOU itu akan merincikan perlengkapan yang penting, serta layanan mandiri dan personel yang diminta oleh PBB kepada negara yang dilibatkan, dan yang akan diganti pembiayaannya.

“Setiap aset militer yang disediakan oleh negara yang berpartisipasi, dari sebuah kendaraan hingga satu peluru akan diganti oleh PBB,” jelas Bongran.

“Dukungan kita dalam Misi Penjaga Perdamaian PBB akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi pengangguran di antara anak-anak muda.”

Vanuatu telah mengerahkan sejumlah personal untuk bekerja ke misi penjaga perdamaian PBB di Timor Leste pada Desember 2000 hingga 2001.

Baca Juga: Jadi Perhatian Istana, Kasus Rasial Relawan Jokowi kepada Natalius Pigai Ditarik Bareskrim Polri

Berikutnya adalah ke Bosnia pada 2001 hingga 2002, diikuti oleh Sudan Selatan pada 2006, Darfur pada 2009 hingga 2010, Pantai Gading dua kali pada 2006 dan 2007, Kongo pada 2007, serta dua kali ke Haiti dari 2005 hingga 2007.

Terakhir Vanuatu mengerahkan paramiliternya adalah ke Pantai Gading pada 2014 dengan 13 tentara dimana misinya berakhir pada 2016.

“Pendapatan yang dihasilkan itu jauh lebih besar dari skema pekerja musiman, seorang personil akan dibayar 3 kali lebih banyak dalam 6 bulan daripada pekerja musiman dalam 6 tahun,” tambahnya.

Bongran juga menegaskan pentingnya meningkatkan perekrutan VMF menjadi 100 anggota sehingga mereka dapat dikirim ke misi penjaga perdamaian PBB.

Baca Juga: Gemar Berbelanja? Berikut 5 Tips Hemat Belanja Online

“Sebagai negara bilingual, kita dapat mengerahkan pasukan kita ke berbagai zona perang di seluruh dunia,” katanya dilansir Daily Post Vanuatu.

Jumlah tertinggi personil yang dikerahkan untuk misi PBB adalah pada tahun 2009, ke Darfur dengan 29 orang secara keseluruhan, termasuk di antaranya empat perempuan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x