Ditemukan Tergantung oleh Sang Adik, Kesepian Belajar Virtual Bocah SD Akhiri Hidup

- 14 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. /PIXABAY/ArtWithTammy./

GALAMEDIA - Keluarga Hunstable dari Negeri Paman Sam mengungkap fakta miris yang membuat netizen bersimpati.

Mereka mengaku hancur akibat virus corona, setelah putrinya yang berusia 8 tahun menemukan tubuh kakaknya yang masih berusia 12 tahun terbujur kaku.

Sang kakak bunuh diri karena tak tahan kesepian selama lockdown, juga kejenuhan dan tekanan di tengah pembelajaran virtual.

Baca Juga: Obat Berbentuk Inhaler Hisap Ini Diklaim 96 Persen Manjur Sembuhkan Penderita Covid-19 Secara Singkat

Dikutip Galamedia dari DailyMail belum lama ini, Hayden Hunstable tidak menunjukkan tanda-tanda depresi ketika dunia terkunci karena pandemi corona sejak tahun lalu.

Adiknya Kinlee menemukannya tergantung di rumah mereka di Aledo, Texas, pada 17 April.

Kematiannya terjadi tak lama setelah dia bersama ayah dan kakeknya memperbaiki saluran air di rumah mereka.

Ayahnya, Brad mencoba memberikan napas buatan tetapi bocah yang masih bersekolah dasar itu tidak dapat diselamatkan.

Baca Juga: Kok Bisa Ya? Buronan Interpol Kabur dari Kantor Imigrasi Bali Usai Dibesuk Teman Wanitanya

Sang ayah menyebut pandemi global membuat putranya didera "persoalan hidup" di usia belia.

"Covid membunuh anakku," kata Brad kepada Metro.co.uk. "Kipikir Hayden akan tetap hidup hari ini jika Covid tidak pernah terjadi."

Brad mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa Hayden depresi atau berencana bunuh diri.

Sebelum pandemi, Hayden sosok yang tak canggung dan mencintai sepak bola.

Baca Juga: Protes Din Syamsuddin Dituding Radikal, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas: Soal Lontaran Kritik Sah-sah Saja!

"Aku tidak tahu dia sedang berjuang secara internal atau tertekan. Dia anak yang bahagia dan mencintai teman dan keluarganya."

Tapi Covid disebutnya bak  badai yang meruntuhkan mental Hayden hingga bunuh diri dan depresi.

"Kupikir semua tak terganggungkan bagi Hayden. Dia tak bisa menanganinya dan membuat keputusan yang tragis.”

Ia tahu kondisi Hayden setelah putrinya mengatakan tubuh sang kakak tergantung di lantai atas.

"Aku menurunkannya dan melakukan CPR tetapi aku tidak bisa menyelamatkannya. Dia sudah pergi." Hingga kini Brad mengaku masih mengalami mimpi buruk.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Moeldoko Berfoto Bareng Deni Siregar dan Abu Janda Cs, Inikah Adik Asuh dan Kakak Pembina?

"Aku menyaksikan sesuatu yang mengerikan hari itu dan aku tidak berharap itu terjadi pada siapa pun."

Brad mengatakan secara mental Hayden berjuang di tengah isolasi dan pembelajaran virtual yang membuatnya  tidak dapat bertemu teman-temannya secara teratur.

Di luar itu dalam beberapa bulan terakhir dua kali monitor komputer Hayden rusak. Diduga ia sengaja merusaknya.

Baca Juga: Mau Ketemu dan Ngasih Makan Dinosaurus? Buruan Datang ke Bandung!

"Aku tidak tahu apakah dia khawatir tidak bisa bertemu dengan teman-temannya lagi dan itu merusak hari ulang tahunnya," kata Brad.

Yang pasti Brad menduga Hayden merusak monitor komputer semata-mata karena amarah yang impulsif.

Hayden tak berdaya mendapati dirinya berasa dalam situasi yang tidak bisa dia hindari, salah satunya pembelajaran virtual yang memicu tekanan tersendiri baginya.

Kini Brad mencoba mengubah tragedi Hayden menjadi sesuatu yang memberi harapan.

Baca Juga: Jokowi Imbau Masyarakat Aktif Mengkritik Pemerintah, Jusuf Kalla: Demokrasi Kita Terlalu Mahal

Dia meluncurkan Hayden's Corner, organisasi yang didedikasikan untuk membawa kesadaran bagi orangtua dan anak-anak tentang pentingnya kesehatan mental.

Dia juga membuat PSA berjudul Almost 13, yang merinci kisah Hayden dan bertujuan untuk menyebarkan pesan positif dan penuh harapan kepada anak-anak dan para orang tua.

"Saya sedang dalam misi untuk memecahkan persoalan bunuh di kalangan diri remaja," kata Brad.

Ia menegaskan orang tua perlu berbicara dengan anak-anak mereka tentang perasaan mereka di level yang lebih baik.

Baca Juga: Miyabi Ngaku Sempat Terkaget-kaget Dirinya Masuk Buku Pelajaran Sekolah di Indonesia

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x