Innalillahi, Peneliti Temukan Varian Baru Virus Corona Kebal Vaksin

- 26 Februari 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi - Sejumlah peneliti temukan varian baru virus corona kebal vaksin.
Ilustrasi - Sejumlah peneliti temukan varian baru virus corona kebal vaksin. /Pixabay/geralt/



GALAMEDIA - Sejumlah peneliti melaporkan kasus infeksi dari varian baru virus Corona (Covid-19), dengan mutasi yang mengkhawatirkan sedang meningkat di New York City (NYC).

Varian baru virus Covid-19 ini dijuluki B.1.526 dan pertama kali muncul di New York pada November 2020.

Saat ini, varian tersebut menyumbang sekitar 25 persen dari genom virus Corona yang diurutkan di New York pada Februari, yang telah diunggah ke basis data global GISAID.

Para ilmuwan di California Institute of Technology mengidentifikasi B.1.526, setelah melihat melalui basis data tersebut untuk mengetahui mutasi pada protein lonjakan (spike protein) virus atau struktur yang memungkinkannya mengikat dan memasuki sel manusia.

Baca Juga: Positif Corona di RI Bertambah 8.232 Kasus, Meninggal Naik 268 Orang, Jabar dan DKI Penyumbang Tertinggi

Tim ahli telah menerbitkan penelitian tersebut ke database pracetak bioRxiv.

Berdasarkan penelitian, ada dua cabang atau versi garis keturunan B.1.526, di mana keduanya memiliki mutasi yang mengkhawatirkan.

Satu cabang memiliki mutasi yang disebut E484K. Mutasi ini juga terlihat pada varian virus Corona lainnya, termasuk yang teridentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil.

Mutasi tersebut dapat mengurangi kemampuan antibodi tertentu untuk menetralkan atau menonaktifkan virus dan dapat membantu virus Corona menghindari sebagian vaksin Covid-19.

Baca Juga: Lagi, Presiden Jokowi dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat Dilaporkan ke Bareskrim Polri

Sementara itu, cabang lainnya memiliki mutasi yang disebut S477N, yang dapat membantu virus mengikat lebih erat ke sel manusia.

Dalam penelitian terpisah, para ahli dari Columbia University juga mengidentifikasi varian B.1.526 ketika tim mengurutkan lebih dari 1.100 sampel virus dari pasien terinfeksi Covid-19 di rumah sakit.

Para ilmuwan menemukan bahwa persentase pasien yang terinfeksi versi B.1.526 dengan mutasi E484K telah meningkat cukup pesat dalam beberapa minggu terakhir dan sekarang menginfeksi 12 persen pasien mereka.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan, Waspadai Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter di Palabuhan Ratu - Pangandaran

"Kami menemukan tingkat deteksi varian baru ini meningkat selama beberapa minggu terakhir. Kami khawatir ini mungkin mulai menyalip strain lain, seperti varian Inggris dan Afrika Selatan," kata Dr. David Ho, direktur Aaron Diamond AIDS Research Center di Columbia University, seperti dikutip dari Live Science, Jumat, 26 Februari 2021.

Namun, Ho menambahkan bahwa masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan apakah varian B.1.526 lebih unggul dari varian lain.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x