WHO: Peternakan Satwa Liar Jadi Sumber Dari Mana Asal Covid-19

- 18 Maret 2021, 10:40 WIB
Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 /Pixbay/geralt

GALAMEDIA - Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa peternakan satwa liar di China kemungkinan menjadi sumber pandemi Covid-19.

Dilansir Galamedia dari Live Science pada Kamis, 18 Maret 2021, peternakan satwa liar tersebut berasal dari provinsi Yunnan, China Selatan.

"Peternakan satwa liar ini, banyak di antaranya sekitar provinsi Yunnan di China selatan, kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus awal Covid-19 ditemukan tahun lalu," kata Peter Daszak, seorang ahli ekologi penyakit asal Inggris pada tim WHO yang melakukan perjalanan ke China, kepada NPR.

Baca Juga: Aktris Baru YG Entertainment Pemeran Nagini dalam Fantastic Beasts, Simak Profil Claudia Kim

Baca Juga: Anies Baswedan Klaim Berhasil Turunkan 26 Persen Emisi Gas Rumah Kaca

Menurutnya, beberapa dari hewan liar tersebut bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut.

WHO juga diperkirakan akan merilis temuannya dalam laporan dalam beberapa minggu mendatang.

Pada bulan Januari, tim ahli WHO melakukan perjalanan ke China untuk menyelidiki bagaimana pandemi mematikan, yang sekarang telah menginfeksi lebih dari 120 juta orang dan menewaskan 2,6 juta di seluruh dunia (berdasarkan data Live Science).

Banyak teori konspirasi telah menyebar tentang asal-usul virus, termasuk bahwa virus itu lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, pada bulan lalu, penyelidik WHO menepis penjelasan itu.

Baca Juga: Oh Inkyun dan Airlangga Bawa Persib Tekuk Arema FC di Stadion GBLA, 18 Maret 2018

Konsensus umum di antara para ilmuwan adalah bahwa virus korona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara.

"Virus itu kemungkinan ditularkan dari kelelawar di China selatan ke hewan di peternakan satwa liar, dan kemudian ke manusia," kata tim investigasi dari WHO.

Peternakan satwa liar adalah bagian dari proyek yang telah dipromosikan pemerintah China selama 20 tahun untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan dan menutup kesenjangan pedesaan-perkotaan.

"Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, anjing rakun dan tikus bambu, dan mereka membiakkannya di penangkaran," kata Daszak kepada NPR dilansir Live Science.

Baca Juga: Dulu Ramping Kini Mirip Hulk, Pamer Bodi Berotot Eks Liverpool El Nino Bikin Pangling

Tetapi pada Februari 2020, China menutup peternakan itu, kemungkinan karena pemerintah China mengira bahwa itu adalah bagian dari jalur transmisi dari kelelawar ke manusia.

Pemerintah mengirimkan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh atau membakar hewan dengan cara yang tidak menyebarkan penyakit.

Banyak dari peternakan ini membiakkan hewan yang dapat membawa virus corona, termasuk musang, kucing, dan trenggiling.

Menurut laporan NPR, Sebagian besar berlokasi di atau dekat provinsi Yunnan di China selatan, tempat para ilmuwan sebelumnya menemukan virus kelelawar yang 96 persen mirip dengan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Wacana Presiden 3 Periode, Wakil Ketua MPR: Sikap Jokowi Tidak Berubah Sejak 2019Baca Juga: Wacana Presiden 3 Periode, Wakil Ketua MPR: Sikap Jokowi Tidak Berubah Sejak 2019

WHO masih belum mengetahui hewan apa yang membawa virus dari kelelawar ke manusia.

"Saya pikir SARS-CoV-2 pertama kali menyerang orang-orang di China Selatan. Tampaknya seperti itu," kata Daszak kepada NPR dilansir Live Science.

WHO juga menemukan bukti bahwa peternakan satwa liar ini memasok pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.

"China menutup jalur itu karena suatu alasan. Yakni, bahwa mereka mungkin berpikir bahwa ini adalah jalur penularan yang paling mungkin, yang juga akan disimpulkan oleh laporan WHO," kata Daszak.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x