Demokrat Versi KLB Ditolak, Moeldoko Terungkap Sempat Temui SBY Sambil Membawa Map

- 31 Maret 2021, 15:28 WIB
AHY memberikan tanggapan terkait keputusan pamerintah soal Partai Demokrat.
AHY memberikan tanggapan terkait keputusan pamerintah soal Partai Demokrat. /Pikiran-Rakyat.com/ Muhammad Rizki Pradila/

GALAMEDIA - Permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat kubu Moeldoko atau versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara akhirnya ditolak.

Sebelum sempat dinobatkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, Moeldoko terungkap pernah menemui Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Pemerintah menyatakan bahwa permohonan pengesahan hasil Kongres Luar Biasa di Deli Serdang, Sumatera Utara 5 Maret 2021 ditolak," ujar Menkumham Yasonna H. Laoly saat jumpa pers secara virtual di Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Pekerja Migran Bisa Belajar Bahasa dengan Aplikasi

Partai Demokrat kubu Moeldoko telah menyerahkan berkas-berkas kepengurusan ke Kemenkumham melalui Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dan Umum (AHU).

Berkas berupa permohonan pengesahan kepengurusan hasil KLB tersebut telah diteliti dan dipelajari oleh Kemenkumham, termasuk melihat ketentuan undang-undang.

Selain itu, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai termasuk keabsahan pelaksanaan KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021 juga sudah dipelajari dan diteliti.

Pada prosesnya, Kemenkumham juga memberikan kesempatan kepada pengurus Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang untuk melengkapi berkas bila ada kekurangan.

Baca Juga: Link Streaming Buku Harian Seorang Istri 31 Maret 2021: Gawat! Kevin Rebut Aset Keluarga Buwana

Hasil itu pun disambut baik oleh Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Salah satunya datang dari Andi Arief.

Lewat akun Twitter pribadinya, Andi Arief menilai keputusan dari Kemenkumham sangat tepat.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Untuk Pekerja Perbankan dan Pasar Modal, Sri Mulyani : Berharap Semua Pulih

"Deja Vu, menkopolhukam Pak Prof @mohmahfudmd dan Pak Yasona Menkumham mengambil keputusan tepat, hukum sebagai panglima soal penolakan KLB sibolangit. Secercah cahaya muncul, negara selamat jika hukum jadi pertimbangan kuat," begitu cuitan Andi Arief, dikutip Galamedia, Rabu, 31 Maret 2021.

Dalam cuitan berbeda, Andi Arief juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh kader dan simpatisan.

Baca Juga: Kemensos Tidak Akan Perpanjang BST, Selain Tidak Ada Anggaran Ini Alasan Mensos Tri Rismaharini

"Terima kasih kepada seluruh kader dan simpatisan, para tokoh non partai yg sudah nyatakan solidaritas dan dukungan selama ini," kata Andi Arief.

Masih dalam cuitan yang sama, ia juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada media.

"Khusus terima kasih kepada pers dan media serta para netizen sekalian yg saya hormati. Mudah2an Partai Demokrat ke depan berbenah dan makin aspiratif," tambahnya.

Sebelum putusan Kemenkumham keluar, Andi Arief juga sempat menyinggung upaya Moeldoko untuk bisa mendapat posisi di Partai Demokrat.

Baca Juga: Kubu Moeldoko Ditolak, AHY Ucapkan Terimakasih kepada Jokowi: Keadilan Ditegakkan Walau Langit Runtuh

Baca Juga: Panglima TNI : Kekuatan Udara Menjadi Penentu Kemenangan Dalam Perang Modern  

"Pertama, menghadap SBY gunakan baju TNI lengkap 2014 meminta marzuki ali jadi sekjen kongres Demokrat. Kedua, setelah pensiun menghadap SBY membawa map meminta posisi ketum Demokrat," kata Andi Arief.

Ia juga sempat menyinggung soal sikap yang diambil Moeldoko yang sudah secara terang-terangan merebut Partai Demokrat secara paksa.

"Bagus buat Pak Moeldoko dkk renungi pesan seorang filosof bahwa: 'Setiap bajingan bukanlah pencuri, tetapi setiap pencuri adalah bajingan'," lanjutnya.

Selain Andi Arief, loyalis AHY lainnya juga mengapresiasi putusan Kemenkumham.

Baca Juga: KLB Demokrat Ditolak Kemenkumham, Mahfud MD Berikan Klarifikasi Soal Keterlambatan Dalam Pemrosesannya

Christ Wamea misalnya, yang mengucapkan syukurnya melalui akun twitternya @PutraWadapi pada Rabu 31 Maret 2021.

Dalam cuitan twitternya ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah karena sudah menolak Partai Demokrat kubu KLB Moeldoko.

Selain itu, ia juga mengucapkan selamat tinggal pada Partai Demokrat versi KLB Moeldoko.

"Selamat tinggal demokrat palsu," tulis Crist Wamea dikutip Galamedia dari akun twitternya @PutraWadapi.

Ia juga menuliskan, bahwa Moeldoko hanya membuat malu pihak Istana. Diketahui, Moeldoko adalah Kepala Staf Kepresidenan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x