Banyak Tokoh Bermuka Dua Ketika Menyikapi Terorisme, Ferdinand Hutahaean: Menjadi Orang Jujur Memang Sulit!

- 3 April 2021, 16:40 WIB
 Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean. /Twitter/@FerdinandHaean3

GALAMEDIA - Beberapa waktu yang lalu, Indonesia dikejutkan dengan serangan bom bunuh diri yang menyasar Gereja Katedral Makassar, Minggu 28 Maret 2021.

Ketika semua itu belum mereda, tiga hari selanjutnya publik kembali dikejutkan oleh penyerangan teroris yang menyasar Mabes Polri, Rabu 31 Maret 2021.

Dari dua kejadian itu tim, Densus 88 berhasil menangkap sejumlah anggota yang terduga teroris di berbagai daerah Indonesia.

Di media sosial kecaman dan kutukan datang dari berbagai pihak, termasuk para pendakwah dan tokoh politik Indonesia.

Baik tokoh yang mendukung pemerintah maupun oposisi, keduanya sama-sama sepakat menyebut teroris itu sebagai musuh bersama.

Baca Juga: Kudeta Myanmar Telan Banyak Korban Anak-anak, Politisi Demokrat Usulkan Jokowi Segera Bertindak

Namun yang jadi perhatian adalah, mantan politisi Partai Demokrat, yakni Ferdinand Hutahaean yang mengatakan masih ada saja sejumlah tokoh lainnya yang menolak penerbitan perppu terkait terorisme.

Hal itu disampaikan Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya, Sabtu 3 April 2021.

Menurutnya, jika memang para tokoh semuanya sepakat mengatakan bahwa teroris itu adalah musuh bersama, lalu kenapa masih ada saja yang menolak perpu terorisme.

"Jika memang kita semua sepakat bahwa teroris adalah musuh bersama dan tak beragama, lantas mgp ada yg menolak pemerintah menerbitkan Perppu untuk menanggulangi terorisme," ujarnya, dikutip Galamedia, Sabtu 3 April 2021.

Seperti diketahui, pada tahun 2018 lalu, ketika DPR belum selesai merevisi UU anti teroris. Pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi akan mengeluarkan Perppu untuk menanggulangi teroris.

Akan tetapi, Hidayat Nur Wahid selaku Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, saat itu menolaknya dengan mengatakan Presiden Jokowi supaya tidak membuat pernyataan seperti itu.

"Jadi semestinya Pak Jokowi jangan mengancam dengan mengeluarkan pernyataan akan membuat perppu," kata Hidayat Nur Wahid, Selasa 15 Mei 2018.

Baca Juga: Benar-benar Sultan, Atta Aurel Bakal Langsung Berbulan Madu ke Dubai !

Penolakan juga datang dari Jusuf Kalla yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia.

"Ndak perlu Perppu. Tanpa itu pun, hukuman untuk teroris tetap dijalani, jelas teroris itu siapa, dia mengancam, membunuh tanpa alasan," ujar Jusuf Kalla, Selasa 16 Mei 2018.

Sampai akhirnya hingga batas waktu yang ditentukan UU anti teroris selesai direvisi dan kemudian Perppu penanggulangan teroris tidak jadi dikeluarkan Presiden.

Jika dilihat dari kedua hal tersebut, maka wajar saja seorang Ferdinand Hutahaean mempertanyakan tokoh-tokoh yang masih saja menolak Perppu penanggulangan terorisme.

Baca Juga: Benar-benar Sultan, Atta Aurel Bakal Langsung Berbulan Madu ke Dubai !

"Mengapa mereka menolak, adakah kepentingan terganggu?" tanya Ferdinand Hutahaean.

Lantas, Ferdinand Hutahaean menyindir para tokoh-tokoh politik yang menolak Perppu penanggulangan terorisme itu.

Ia menyebut jika menjadi orang munafik itu mudah, akan tetapi sangat sulit ketika berusaha menjadi orang yang jujur.

"Menjadi org munafik itu mudah, menjadi org jujur mmg sulit," tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x