Berapi-api! Dedi Mulyadi Amuk Menteri KLH Malah Urusi Food Estate: Indonesia yang Mahal Nanti Oksigen!

- 6 April 2021, 18:02 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi.
Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi. /instagram galeri dedi mulyadi/

GALAMEDIA - Merespons bencana alam yang kini menimpa NTT, Anggota DPR RI Komisi IV yang juga Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi baru-baru ini mengunggah sebuah video dimana ia tengah melakukan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH), Siti Nurbaya.

"Bencana terus melanda kita. Semoga apa yang saya sampaikan di Rapat Kerja Komisi IV, bisa mengingatkan kita semua untuk menjaga alam. Duka dan doa untuk saudara kita di Nusa Tenggara Timur," tulisnya melalui akun Facebook pribadinya 'Kang Dedi Mulyadi', dikutip Galamedia Selasa, 6 April 2021.

Dalam unggahan video tersebut Dedi Mulyadi nampak berang dengan Kementerian Kehutanan yang malah mengurusi program Food Estate.

Baca Juga: Wabup Sumedang Sambut Hangat Kunjungan Jajaran Galamedia

"Menteri Kehutanan ngomongin Food Estate, Menteri Kehutanan ngomongin hutan lindung bisa dirubah menjadi Food Estate," ujar Dedi.

Tampak berapi-api, Dedi mengatakan bahwa logika berpikir Menteri Kehutanan itu hanya satu yaitu mempertahan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi. Sementara urusan yang lain semisal Food Estate kata Dedi adalah urusan Menteri Pertanian.

"Logika Menteri Kehutanan itu satu dalam pikirannya, mempertahan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi. Gaboleh mikirin yang lain dulu, yang lain urusannya Menteri Pertanian," tegasnya.

Baca Juga: Sentil Tito Karnavian, Natalius Pigai: Saya Sering Lihat Pejabat RI ke Singapura Diam-diam Judi

Ia juga menyinggung seandainya logika berpikir dapat diubah-ubah, maka nantinya pohon-pohon akan diubah menjadi padi semua yang berakibat longsor.

"Kalau setiap orang logikanya diubah-ubah, nanti pohonnya dirubah jadi padi semua, ya longsor," kata Dedi.

Dalam cuplikan video yang sama, ia juga mencontohkan keadaan yang kini menimpa beberapa daerah di Jawa.

"Bandung Selatan sudah hancur, Garut Selatan sudah hancur, Bandung Utara udah hancur, kita mau nunggu kehancuran dimana lagi?. Kehancurannya mau dilebarkan ke Kalimantan?, dilebarkan ke Sumatera?, Gak cukup derita yang dialami oleh orang Jawa?," lanjutnya.

Baca Juga: Trending #MaiyahBerduka di Twitter Iringi Kepergian Sang Legendaris Umbu Landu Paranggi

Dedi menambahkan bahwa negeri ini harus tetap berlangsung dan berkesinambungan kendati pejabat seperti menteri dan Presiden terus berganti.

"Negeri ini harus berkesinambungan, gak berakhir di kita, menteri boleh ganti, Presiden boleh ganti, tapi Indonesia harus terus. Logika kita ini terlalu luar negeri padahal yang dimakan itu beras luar negeri," ucapnya.

Kemudian, Dedi juga menyindir para pejabat yang lebih sibuk mengurusi program pribadi dan hanya terpusat di Jakarta.

"Semua kita hanya berkutat pada program kita masing-masing, semuanya adalah hanya di Jakarta, agar dipuji di Jakarta, rakyat gak keurus," ujarnya.

Baca Juga: Ada yang Bandingkan Kasus HRS dengan Jokowi di Pernikahan Atta-Aurel, Teddy Gusnaidi: Jelas Bodoh, Sakit Jiwa

Dedi mengatakan bahwa seandainya keadaan demikian terus berlanjut, Tanah Negara dialihfungsikan makan sesuatu saat tidak akan lagi ditemukan kebun bambu, kebun jati dan semua orang berfikir hanya ekonomi.

"Berubah jadi perumahan, berubah jadi perkantoran, berubah jadi Industri, akhirnya nanti Indonesia dalam jangka panjang yang mahal itu adalah oksigen, yang mahal adalah hidup tenang, yang mahal adalah lingkungan yang tertata, yang mahal itu adalah air bersih, yang mahal itu adalah hidup yang sehat pada lingkungannya yang memiliki basic konservasi," tandasnya.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang kawasan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur dan sekitarnya, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu, 4 April 2021 dini hari WITA.

Banjir bandang itu disebut-sebut merupakan yang terbesar dan terparah sejak satu dekade terakhir.

Cuaca ekstrem disinyalir menjadi pemicu banjir menerjang Indonesia bagian timur itu.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Facebook


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x