Warga yang Menolak Divaksin Covid-19 Bakal Dijebloskan ke Penjara! Duterte: Anda Tinggal Pilih

- 22 Juni 2021, 16:24 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Unsplash.com/National Cancer Institue

GALAMEDIA - Program vaksinasi Covid-19 terus digulirkan untuk memerangi pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun.

Tak terkecuali di Filipina, vaksinasi terus dijalankan karena meningkatkan angka kasus positif Covid-19.

Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan memenjarakan warga yang menolak untuk divaksin Covid-19. Filipina kini tengah memerangi salah satu wabah terparah Asia, dengan lebih dari 1,3 juta kasus dan 23.000 kematian.

"Anda pilih, vaksin atau saya akan menjebloskan anda ke penjara," kata Duterte melalui pidato Senin, 21 Juni 2021.

Baca Juga: Alkohol dalam Skincare Berbahaya? Simak Penjelasan serta Manfaatnya Menurut Dermatologist

Ia menyampaikan pidato tegas itu menyusul laporan rendahnya pendaftar vaksinasi di sejumlah lokasi di ibu kota Manila.

Pernyataan Duterte bertentangan dengan pejabat pemerintah yang mengatakan bahwa meski masyarakat diminta untuk bersedia divaksin, namun itu bersifat sukarela.

"Jangan salah paham, terjadi krisis di negara ini," kata Duterte, dikutip dari Antara.

"Saya hanya jengkel dengan warga Filipina yang tidak mengindahkan pemerintah," tuturnya.

Hingga 20 Juni, otoritas Filipina telah menyuntikkan dosis lengkap kepada 2,1 juta orang.

Angka itu memperlambat progres menuju target pemerintah untuk memvaksin hingga 70 juta orang tahun ini. Tercatat 110 juta penduduk di negara Asia Tenggara tersebut.

Baca Juga: Steven Spielberg Teken Kontrak Besar dan Siap Bikin Film Dengan Netflix

Duterte, yang dikritik atas pendekatan tegas dalam menangani pandemi, mendukung keputusannya untuk tidak membuka sekolah kembali.

Selama pidato, presiden juga mengecam Mahkamah Pidana Internasional (ICC), setelah seorang jaksa ICC mengupayakan izin dari pengadilan untuk penyelidikan penuh terhadap pembunuhan perang narkoba di Filipina.

Duterte, yang pada Maret 2018 membatalkan keanggotaan Filipina dalam pakta pendirian ICC, menegaskan lagi bahwa dirinya tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan tersebut. Ia menyebut ICC "omong kosong".

Baca Juga: Pamer Foto Kegiatan Rapat Virtual, Sandiaga Uno Malah Disebut Pemimpin Minus Ide

"Mengapa saya membela atau menghadapi tuduhan di hadapan orang kulit putih. Anda pasti sudah gila," ucap Duterte, yang setelah mendapatkan kursi kepresidenan pada 2016 melancarkan kampanye antinarkoba, yang menewaskan ribuan orang.

Kelompok HAM mengatakan otoritas telah mengeksekusi tersangka narkoba, namun Duterte membela bahwa mereka yang terbunuh secara sadis menolak ditangkap.

Juru biciara ICC Fadi El Abdallah mengatakan: "Mahkamah merupakan sebuah lembaga yudisial independen, dan tidak mengomentari pernyataan berbau politik."***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x