“Saya masih lihat ada semacam persaingan antara Pak Luhut dan Pak Airlangga,” tuturnya.
Hal ini, menurut Rocky menandakan bahwa tidak ada satu pemimpin tetap untuk mengatasi wabah tersebut.
“Itu menandakan bahwa gak ada satu orkestrasi yang dipimpin oleh satu dirigen itu,” tambahnya.
Kemudian Rocky juga menjelaskan, orang awam akan bertanya kenapa Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin tidak mengatasi kondisi ini.
“Apalagi, kan sebetulnya di dalam pikiran orang awam, kenapa bukan Menteri Kesehatan yang memimpin pertarungan ini,” kata dia.
Karena menurut Rocky, Menteri Kesehatan adalah orang paling tepat dan tidak mungkin diintervensi oleh partai politik mana pun, sementara Luhut maupun Airlangga adalah politisi yang dirasa kurang tepat menyelesaikan keadaan ini.
“Kan Menteri Kesehatan kita orang yang pintar, percaya pada ilmu pengetahuan, dan tidak mungkin diintervensi oleh partai politik. Sementara Pak Luhut dan Pak Airlangga itu politisi,” imbuhnya.
Atas dasar itu pendiri Setara Institute ini menganalisa bahwa publik heran karena ada dua tokoh yang ditunjuk menyelesaikan Covid-19 sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya diam saja.
“Sekarang orang lihat kok ada dua panglima tuh sementara panglima tertingginya justru gemetar melihat persoalan,” paparnya.