Alissa Wahid Sebut Nakes, Penggali Kubur, Sopir Ambulans, dan Relawan Pahlawan Masa Kini

- 18 Agustus 2021, 10:07 WIB
Alissa Wahid dalam sebuah acara. /Dok. Gusdurian/
Alissa Wahid dalam sebuah acara. /Dok. Gusdurian/ /

GALAMEDIA - Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-76, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid menyampaikan Orasi Kemerdekaan.

Dalam kesempatan itu, Alissa   mengatakan, para pahlawan di masa perjuangan telah rela berkorban jiwa dan raga untuk mewujudkan kemerdekaan.

Dan setahun belakangan terdapat banyak pahlawan yang berjuang dengan semangat sama, tetapi menggunakan senjata berbeda.

Baca Juga: Waspada! Gejala LALILULELO Bisa Muncul Usai Sembuh dari Covid-19

Senjata yang digunakan saat ini bukanlah bambu runcing. Mereka tidak melakukan strategi gerilya.

Mereka juga bukan orang yang berpengaruh secara politik atau bermodalkan kekayaan dan bersandar pada dukungan kelompok kepentingan.

Alissa menyebut pahlawan Indonesia masa kini adalah mereka yang berada di garis kritis bencana Covid-19.

Baca Juga: Kembali Dipercaya Jadi Duta FFI, Ini Perjalanan Karier Aktris Tissa Biani

“Pahlawan Indonesia masa kini adalah manusia dengan dorongan cinta luar biasa yang berada di garis kritis bencana Covid-19 ini," tuturnya.

"Mereka yang terdepan dalam barisan para pahlawan masa kini adalah para tenaga kesehatan yang berjibaku dalam keterbatasan sarana dan prasarana serta risiko pribadi yang sangat tinggi,” lanjutnya.

Alissa menegaskan para nakes, penggali kubur, sopir ambulans, dan relawan adalah pahlawan era modern.

Baca Juga: Viral Megawati Resmi Mundur dari PDIP dan Tunjuk Jokowi sebagai Ketua Umum, Benarkah? Cek Faktanya

“Mereka yang tidak pernah terpikir untuk menjadi pahlawan, mereka hanya bergerak karena panggilan tugas pelayanan,” ujarnya.

Alissa menegaskan, puluhan ribu nakes bertugas dengan pakaian yang menyengsarakan dan bahkan harus membatasi pertemuan dengan keluarga dan orang-orang terdekat.

“Yang cukup menyesakkan, Pusara Digital Tenaga Kesehatan Indonesia Lapor Covid-19 menyebutkan 1.800 lebih nakes di Indonesia ikut menjadi korban jiwa bencana ini,” ungkap putri sulung K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Baca Juga: Cat Mobil Anda Berjamur? Berikut Ini Lima Langkah Menghilangkannya Tanpa Perlu ke Salon Mobil

Setelah nakes ada petugas pemakaman yang bekerja tanpa henti menggali dan menguburkan jenazah korban Covid-19.

Mereka bekerja di bawah terik matahari dan gelapnya malam tanpa memperoleh fasilitas yang memadai.  

"Kadang nasi kotak pun datang terlambat, kadang terpaksa menggeletak beristirahat di pinggir makam hanya untuk melegakan kepenatan sesaat,” ucap Alissa.

Baca Juga: BOR Jabar 29 Persen, Terendah Sejak PPKM Diterapkan, Luhut Minta Daerah Fokus ke Pasien Isolasi Terpusat

Pahlawan lainnya berperan di garis kritis bencana mengantarkan pasien untuk mencari rumah sakit, mengurus jenazah, membuat peti mati, bahkan melakukan pemakaman.

Para sopir ambulans juga menjadi pahlawan masa kini sebagaimana dikutip Galamedia dari laman NU.

Mereka kerap terduduk lemas saat pasien yang diantar dari rumah sakit ke rumah sakit, dari siang hingga malam.

Baca Juga: Serunya Momen Bridal Shower Lesti Kejora

Terakhir, Alissa menyebut para relawan gerakan masyarakat sebagai pahlawan masa kini.

“Mereka mengantarkan bantuan dari rakyat yang terus bergotong royong kepada saudara sebangsanya yang membutuhkan. Hanya bermodalkan rasa welas asih dan perasaan senasib sepenanggungan,” katanya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x