Gunung Papandayan Garut Dilirik untuk Pengembangan PLTP

- 30 Agustus 2021, 17:50 WIB
Gunung Papandayan di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.
Gunung Papandayan di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. /Agus Somantri/Galamedia/


GALAMEDIA - Gunung Papandayan di Kabupaten Garut saat ini menjadi salah satu gunung yang dilirik oleh pemerintah untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Jawa Barat.

Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli Panas Bumi (AMPIBI) Jawa Barat, Yudi Indratno, mengatakan, dalam pengembangan PLTP ini, ada empat gunung di Jawa Barat yakni Gunung Papandayan, Tampomas, Ciremai, dan Gunung Halimun Salak.

Menurut Yudi, keempat wilayah kerja panas bumi (WKP) ini akan segera dikerjakan pengembangannya oleh pemerintah yang melibatkan investor dalam waktu dekat ini. Karena itu, pihaknya mengingatkan pemerintah dan investor soal tata kelola lingkungan berkelanjutan dalam pengelolaan empat WKP di Jawa Barat ini.

"Hal ini karena empat WKP saat ini rata-rata status lokasinya merupakan lahan hutan konservasi berstatus Cagar Alam dibawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat," ujarnya, Senin 30 Agustus 2021.

Baca Juga: Dulu Sanksi Pimpinan KPK Lebih Berat, Febri Diansyah: Sekarang Pengawasan Semakin Melemah Sekalipun Ada Dewas

Yudi juga mengingatkan, bahwa pemanfaatan panas bumi harus memperhatikan fungsi kawasan hutan yang ada, jangan sampai pemanfaatannya menjadi bagian dari penyebab degradasi hutan di Jawa Barat.

Yudi menyebutkan, jika dilihat dari peta WKP yang ada, hutan-hutan konservasi yang akan dijadikan tempat pemanfaatan panas bumi tersebut saat ini kondisi vegetasi dan keanekaragaman hayatinya cukup baik.

"Di Papandayan misalnya, tujuh satwa kunci yang dilindungi ada di kawasan tersebut, belum di Gunung Ciremai, Tampomas dan Halimun Salak," katanya.

Yudi menuturkan, bahwa tingkat deforestasi dan degradasi hutan di Jawa Barat terbilang cukup tinggi. Hal ini terjadi karena Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak yang ujungnya membutuhkan lahan hingga lahan hutan pun dimanfaatkan.

Tingginya deforestasi dan degradasi hutan ini, lanjut Yudi, mengakibatkan keseimbangan lingkungan terganggu. Menurutnya, dampak paling jelas dari terganggunya keseimbangan lingkungan adalah banyaknya bencana alam di Jawa Barat mulai dari banjir, longsor dan bencana lainnya.

Baca Juga: Jabar Terima Rekor MURI Jamsostek Tenaga Pendidik Keagamaan Terbanyak Tingkat Nasional

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x