Beijing Kirim Pakar Komunikasi Terbaik ke Afghanistan, Intelijen AS: China Telah Merayu Taliban

- 15 September 2021, 17:05 WIB
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala politik Taliban Afghanistan, di Tianjin, China 28 Juli 2021.
Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala politik Taliban Afghanistan, di Tianjin, China 28 Juli 2021. /Foto: VIA REUTERS/XINHUA/Li Ran/

 

GALAMEDIA - Mata-mata siber China direkrut kelompok Taliban untuk memata-matai warga Afghanistan untuk mencegah pemberontakan melawan kekuasaan tangan besi mereka.

Tuduhan itu dilontarkan sumber-sumber intelijen Barat. Dalam laporannya disebutkan, Beijing telah mengirim pakar komunikasi terbaiknya ke Kabul untuk menunjukkan kepada Taliban cara menyadap panggilan telepon, memantau penggunaan internet dan akun media sosial.

Cara itu, kata para sumber tersebut, sudah digunakan di Timur Tengah selama fenomena pemberontakan di berbagai negara Arab yang dikenal sebagai "Arab Spring".

Seorang sumber intelijen AS mengatakan, “China telah merayu Taliban, mempersiapkan hari ini selama bertahun-tahun."

“Ini telah lama mengendalikan komunikasi warga dan menjadi mahir dalam memantau telepon, internet, semua bentuk komunikasi," katanya, seperti dikutip Galamedia dari The Mirror, Rabu, 15 September 2021.

“Ini kemungkinan akan memberi kekuatan dan kendali besar kepada Taliban atas seluruh negeri karena media sosial bisa menjadi pendukung bagi mereka yang ingin memberontak. Ini juga memberi orang-orang yang mereka buru, seperti mantan pejabat dan personelkeamanan, sedikit pilihan dalam cara mereka berkomunikasi dengan jaringan lain," imbuh sumber tersebut.

Baca Juga: Ingin Kampus 'Move On' dari Cara Lama, Jokowi Jadikan Menkes Budi Gunadi Sadikin Sebagai Contoh

Sejumlah pemimpin Taliban khawatir kelompok-kelompok seperti Front Perlawanan Nasional Afghanistan dan aktivis hak-hak perempuan akan mendapatkan dukungan massa dan mereka telah melarang protes.

Pekan lalu, dua wartawan dipukuli oleh Taliban karena melaporkan demo.

Sumber itu mengatakan kepada The Mirror, “Taliban dapat mengerahkan kekuatan besar atas penduduknya jika China memasang sistem pengawasan seperti yang ada di negaranya sendiri."

“Ini memiliki implikasi yang mengerikan bagi hak asasi manusia di Afghanistan, menciptakan suasana yang terus-menerus diawasi dan dipantau," ujarnya.

“Tidak seperti demokrasi Barat, tidak mungkin kontak Taliban di Beijing akan memiliki keraguan tentang hak asasi manusia.”

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 15 September 2021: Al Masih Belum Beri Kabar, Andin Merasa Ada yang Tak Beres

Meski begitu hingga saat ini belum ada komentar dari Beijing maupun kelompok Taliban belum mengenai tudingan tersebut.

Namun, China menjadi negara pertama yang didekati Taliban untuk berinvestasi di Afghanistan setelah pemerintah yang didukung Barat runtuh pada Agustus lalu.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x