TERUNGKAP! Tudingan Rasisme kepada Natalius Pigai Terkait dengan Pilgub 2024

- 5 Oktober 2021, 07:10 WIB
Natalius Pigai.
Natalius Pigai. /Tangkapan layar YouTube Refly Harun./

GALAMEDIA - Aktivis asal Papua, Natalius Pigai menilai tudingan rasisme kepada dirinya terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua 2024.

Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ini menyatakan dirinya tidak bertindak rasisme dalam cuitannya pada Twitter @NataliusPigai2.

Hal tersebut diungkapkannya pada saat berbincang-bincang dengan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun pada video YouTube di kanal Refly Harun, Senin malam, 4 Oktober 2021.

"Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan).," demikian cuitannya yang menyebabkan dirinya dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Ia menilai tudingan rasisme bermula dari seseorang yang memiliki kepentingan dengan Pilgub Papua 2024 mulai memainkan kasus tersebut.

Baca Juga: Facebook, Instagram, WhatsApp Down! Apa Alasannya?

Dengan adanya tudingan rasis dari orang tersebut, lanjut Pigai, sebuah media akhirnya meminta klarifikasi kepada dirinya.

"Saya kaget, kok saya dibilang rasis. Setelah saya tanya, akhirnya saya bisa memahami karena orang itu memiliki kepentingan dengan Pilgub Papua," katanya.

Pigai mengaku memiliki dukungan kuat dari kelompok muslim dan migran Papua. Sehingga untuk menghancurkan nama baiknya, orang tersebut mengebuskan kasus tersebut ke permukaan.

"Soalnya orang ini memiliki hubungan dengan orang yang memiliki robot. Robot di sini adalah orang yang bisa mengendalikan opini nasional. Untuk hancurkan saya, saya pun dilabeli rasis," jelasnya.

Setelah itu, lanjut dia, kasus ini pun dikembangkan oleh para pendukung Joko Widodo dan Ganjar Pranowo dengan tuduhan rasisme, penghinaan kepada kepala negara, berbuat keonaran dan ujaran kebencian.

Pigai menyatakan pernyataannya tersebut dalam Twitter tersebut jauh dari hal rasisme. Hal itu hanya bersifat kritikan kepada pejabat negara.

Baca Juga: Megawati Gulingkan Gus Dur dari Jabatan Presiden, Pengamat: Sangat Tendesius, Ingin Menyudutkan

Ia mengaku mengingatkan kepada Ganjar Pranowo agar jangan sekadar kapitalisasi Papua sebagai pencitraan politik belaka.

"Itu saya mengingatkan Pak Ganjar, kamu boleh kapitalisasi Papua, saya ingatkan jangan seperti Pak Jokowi. Membangun citra, ujung-ujungnya rampas sumber daya alam, melakukan kekerasan di Papua, dan rasisme kepada orang Papua," sebutnya.

Hal itu pun disampaikannya bukan kepada sosok pribadi melainkan kepada pejabat negara. Ganjar Pranowo pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI, yang pernah menangani permasalahan Papua.

"Karena Pak Jokowi dulu 2014. Membangun pencitraan di Papua. Dijadikan komoditas politik," ujarnya seraya mangaku pernah menjadi Timses Jokowi saat itu.

Namun karena adanya kepentingan dari kelompok tertentu, opini rasisme yang ditudingkan kepadanya terus dibangun. Sehingga akhirnya tudingan tersebut pun dikembangkan kelompok militan yang tidak mengetahui kebenarannya.

"Orang yang melaporkan saya ke Polda, menurut saya, sah-sah saja dan mereka menggunakan hak konstitusionalnya. Kami menghormatinya. Tapi mereka tak pernah bertanya kepada kita," katanya.

Baca Juga: Mahfud MD Minta TNI Terus 'Berperang' dengan Covid-19

Soal kritikan kepada pejabat negara, Pigai menyatakan, sebenarnya telah banyak dilakukannya. Bahkan lebih parah dari pernyataannya tersebut.

"Lebih dari 500 kritikan saya kepada pejabat negara, dan itu tak pernah bermasalah. Sampai saat ini ketika ada yang menggoreng soal rasis," keluhnya.

Namun ia pun mengaku sedih dengan adanya kasus tersebut.

"Saya sedih sekali, kok bisa orang cerdas dan pintar dari orang Jawa tersinggung. Kok bisa terpengaruh, tak bisa membedakan koma," katanya.

Ia menjelaskan, Jawa Tengah yang ditulis dalam pernyataannya itu bukan menuju pada sebuah suku tertentu melainkan wilayah administrasi yakni sebuah provinsi dimana Jokowi dan Ganjar berasal. "Soalnya orang Papua juga banyak yan tinggal di Jawa Tengah, orang dari suku lain pun banyak yang tinggal di situ," katanya.

Terkait hal itu, Refly Harun pun menyatakan, pernyataan Natalius Pigai tak bermaksud rasis karena hanya menyebutkan sebuah provinsi bukan suku tertentu.

Pernyataanya pun bukan sebuah hinaan melainkan kritikan keras kepada pejabat negara bukan kepada sosok pribadinya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x