Habib Kribo Ternyata Didukung Habaib Non-212: Pendukung Gerakan 212 Disebut Tak Lebih dari 10 Orang

- 4 Februari 2022, 20:51 WIB
Habib Kribo.
Habib Kribo. /Habib Kribo. /Twitter/@RiuRizkiUtomo/ //

Baca Juga: AHY Mau Demokrat Jadi Kuda Hitam: Tak Diperhitungkan, Tapi Bakal Menang di Pemilu 2024

Penentangan habaib non-212 kepada Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith, baik berupa cuitan dan unggahan video di media sosial seperti yang dilakukan oleh Abdillah Toha, dukungan kepada Jenderal Dudung Abdurahman yang diperlihatkan secara terang-terang oleh Husein Baagil, dan pelaporan Bahar bin Smith ke polisi oleh Husein Shihab, juga tidak cukup kuat mengubah stereotyping atas habaib dan etnis keturunan Arab Yaman dalam benak publik.

Lagi-lagi itu lantaran dalam relasi mayoritas – minoritas, publik melihat perilaku (yang dianggap buruk atau kontroversial) Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith dkk dalam perspektif etnisitasnya, namun tidak menggunakan perspektif yang sama saat melihat perbuatan (yang dianggap baik atau wajar) Abdillah Toha, Husein Baagil, dan Husein Shihab dkk.

Faktor-faktor itu membuat banyak habaib non-212—baik yang religius maupun yang sekuler—geram karena harus menanggung getah olok-olok akibat perbuatan buruk sejumlah orang. Dan mereka merasa tak banyak yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi masalah itu.

Dari rahim kegeraman dan ketakberdayaan habaib non-212 itulah Habib Kribo lahir. Ia menggebrak dan mendobrak. Ia muncul pada momen yang tepat: Bahar bin Smith sedang berada di puncak kontroversinya yaitu aksi cium kaki dan ceramah soal penyembah pohon.

Habib Kribo dengan keberanian yang mencengangkan, mencaci Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith dengan kata-kata kasar yang selama ini sering digunakan oleh kedua habib itu. Dan ia juga langsung menyerang jantung persoalan: kapitalisasi kehabiban untuk tujuan politik. Dan ini yang sangat disyukuri oleh sebagian habaib non-212 yang telah lama menjadi korban “ketiban getah” kapitalisasi kehabiban.

Habib kribo mencela konsep tentang kemuliaan kehabiban (yang selama ini oleh habaib 212 disamakan dengan kemuliaan keluarga inti Nabi Muhammad atau yang dikenal dengn Ahlul Bait).

Terlepas dari kekasaran kata-katanya, banyak habaib non-212 yang meyambut gembira tampilnya Habib Kribo dalam ruang perbincangan publik di Indonesia. Mereka menutup mata soal pilihan diksi dan gaya Habib Kribo yang keras dan vulgar itu, karena ia memang tak memposisikan dirinya sebagai ulama atau pun ustad yang memang musti menjaga kesantunan lisannya. Mereka juga tak terlalu mempersoalkan keliberalan pandangan keagamaan Habib Kribo.

Di mata sebagian habaib non-212, Habib Kribo yang tampil apa adanya, otentik, dan tak berpretensi sebagai seorang intelektual itu, adalah penyambung lidah mereka yang selama ini kelu lantaran suaranya tak terdengar, dan juga tak cukup berani untuk menggunakan diksi kasar dan gaya vulgar. Bagi mereka, setiap serangan kasar Habib Kribo kepada Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith, dirasakan seperti kepanjangan kepalan tangan yang selama ini tak kunjung sampai “menjotos” kedua habib politik itu.

Baca Juga: AHY Mau Demokrat Jadi Kuda Hitam: Tak Diperhitungkan, Tapi Bakal Menang di Pemilu 2024

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x