PVMBG mengatakan potensi bahaya dari aktivitas Gunung Tangkuban Perahu ini bisa berupa erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas.
Erupsi freatik bisa menghasilkan material piroklastik serta gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah.
Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Baca Juga: Vaksin Booster Covid-19 Menyebabkan Manusia Bertingkah Seperti Zombie? Cek Fakta dan Penjelasannya
Dalam keterangannya, PVMBG juga menyampaikan bahwa hingga saat ini potensi erupsi besar belum teramati dan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu masih berada di level I atau normal.
"Mengacu pada data pemantauan visual dan instrumental di atas, maka potensi bahaya Gunungapi Tangkuban Parahu saat ini masih terlokalisir di dalam kawah dan potensi erupsi besar belum teramati," tulis PVMBG.
"Pada saat ini tingkat aktivitas G. Tangkuban Parahu berada pada Level I (Normal)," tulis keterangan resmi Badan Geologi.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan dan pengunjung, wisatawan, pendaki agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu.
Selain itu, para wisatawan dan pendaki tidak diperkenankan menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks G. Tangkuban Parahu serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.