BKKBN RI targetkan penurunan angka stunting di Jabar hingga 13,96 pada 2024

- 11 Maret 2022, 21:10 WIB
Deputi KBKR BKKBN Republik Indonesia dr. Eni Gustina.
Deputi KBKR BKKBN Republik Indonesia dr. Eni Gustina. /

GALAMEDIA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menargetkan angka stunting di Jawa Barat turun hingga 13,96 pada 2024. Mengingat angka stunting Jabar saat ini di angka 24,5 dan lebih tinggi dari angka nasional yakni 24,4.

Deputi KBKR BKKBN Republik Indonesia, dr. Eni Gustina mengatakan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu dari 12 provinsi yang ditargetkan penurunan angka stunting di Indonesia.

"Ini merupakan salah satu tindak lanjut dari PerPres Rencana Aksi Nasional Stunting Indonesia. Salah satu kriterianya yakni jumlah penduduk yang banyak," ungkapnya pada Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting di Jabar di Trans Luxury Hotel, Jln. Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat, 11 Maret 2022.

Menurutnya dengan jumlah penduduk di Jawa Barat yang banyak, maka perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi secara langsung. Dimana ujung tombaknya merupakan Wali Kota dan Bupati di masing-masing kota/kabupaten.

Dikatakannya saat ini, terdapat empat kota yang masuk zona merah stunting, yakni Kabupaten Bandung Barat, Cirebon, Majalengka dan Garut.

Baca Juga: Jelang Ramadhan! Berikut Resep dan Cara Membuat Manisan Kolang Kaling Melon, Cocok Untuk Takjil

"Tapi karena jumlah penduduknya yang banyak, maka 27 kota/kabupaten tetap diintervensi terkait stunting. Dengan jumlah penduduknya yang mencapai 15-20 persen maka akan berdampak langsung pada nasional," tuturnya.

Ia menuturkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan peran dari Tim Pendamping Keluarga dalam mencegah stunting. Dimana sasarannya adalah ibu-ibu dengan masalah kesehatan lingkungan, jamban keluarga, sanitasi dan 4T (Terlalu muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak dan Terlalu dekat jaraknya).

"Tidak hanya balita yang sudah ada tapi juga kita intervensi kepada ibu-ibu hamil, sehingga mencegah anak yang lahir dengan kondisi stunting. Ketika panjang dan berat badan kurang, lalu prematur maka resiko terjadinya stunting lebih besar dua setengah kali lipat," jelasnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x